Akibat Covid-19, Pasar Tradisional di Jombang Sepi
halopantura.com Jombang – Sejumlah pasar tradisional di Jombang sepi pembeli. Hal itu diakibatkan adanya mewabahnya virus Corona atau Covid-19.
Diperkirakan, pembeli menurun hingga 30 persen. Secara otomatis, omset pedagang di pasar pun menurun. Hal itu diketahui dalam sidak Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab bersama sejumlah Kepala OPD (organisasi perangkat daerah), Kamis pagi (19/3/2020).
“Ya (virus corona) ada dampaknya, pembelinya berkurang (menurun),” kata Rusdi, seorang pedagang Sembako di Pasar Citra Niaga.
Bupati Jombang, Mundjidah Wahab juga menyampaikan demikian. Menurut dia, saat ini orang lebih banyak di rumah agar tidak terjangkit covid-19 yang penyebarannya melalui udara.
“Tadi (pedagang) kita tanya, memang ada penurunan. Karena anak-anak libur masuk sekolah dan lebih belajar di rumah. Jadi pembeli di pasar berkurang,” ujar Mundjidah usai mengecek harga sembako di pasar legi.
Pantauan, sidak tersebut dilakukan disejumlah pasar tradisional, di antaranya pasar citra niaga atau pasar legi yang lokasinya di jalan Ahmad Yani Jombang dan pasar Peterongan, Kecamatan Peterongan.
Bupati Jombang mengatakan, kegiatan sidak pasar tersebut dalam rangka melakukan pengecekan harga sembako di pasar tradisional, terlebih saat ini sedang mewabah virus corona atau covid-19.
Didapati, sejumlah harga mengalami kenaikan. Di antaranya Jahe yang awalnya Rp40.000 per kilogram sekarang Rp55.000 per kilogram. Untuk harga bawang putih Rp40.000 per kilogram, harga brambang Rp35.000 per kilogram. Lalu, cabai kecil sekarang harganya Rp 45.000 per kilogram.
“Kita lakukan pengecekan harga, saya kira kenaikan harga tidak ada yang menonjol. Ya, untuk gula ada kenaikan dari Rp17.000 sekarang menjadi Rp17.500,” kata Mundjidah.
Secara umum, kata Bupati, harga sembako ada yang naik dan turun. Dalam artian, masih dalam relatif stabil. Terkait dengan naiknya harga gula, Mundjidah menyampaikan akan melakukan operasi pasar. (fin/roh)