Alarm Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Gondekan Tak Fungsi

halopantura.com Jombang – Alarm di Perlintasan Kereta Api (KA) tanpa palang Gondekan Desa Jambu Jombang Jawa Timur tak berfungsi atau mati.

Perlintasan Kereta Api tak berpalang pintu di Gondekan adalah lokasi kejadian kecelakaan antara kereta api Dhoho dengan mobil Daihatsu Luxio hingga menewaskan 6 orang dan 2 penumpang mobil luka berat.

Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto mengungkapkan Early Warning System (EWS) di perlintasan KA Gondekan atau perlintasan 75 dalam kondisi tidak hidup alias mati.

EWS atau alarm peringatan bahaya sudah sekian tahun lalu dipasang di perlintasan yang menghubungkan desa Jambu menuju ke Desa Brambang Kecamatan Gudo Jombang.

“Memang di sini ada Early Warning System, dan itu beberapa tahun lalu sudah dipasang oleh dinas perhubungan Provinsi Jawa Timur,” kata Supriyanto disela penutupan jalan perlintasan, Selasa (1/8/2023).

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga sudah melaporkan terkait EWS yang kondisinya sudah tidak berfungsi itu. “Sudah kita laporkan,” ujarnya.

Supriyanto tidak bisa memastikan kapan kondisi EWS tersebut dalam keadaan mati. Namun, dirinya menduga sudah berlangsung lama.

“Sudah berlangsung lama EWS padam,” bebernya.

Ia juga menegaskan jika kondisi perlintasan sebidang perlu mendapat perhatian dari pemerintah terkait penting melakukan evaluasi berkala mengenai kondisi perlintasan sebidang.

“Dari pemerintah yang akan mengevaluasi karena sesuai undang-undang tiap triwulan itu kan pemerintah wajib mengevaluasi terkait keberadaan perlintasan sebidang,” kata dia.

Sebelumnya, Kecelakaan hebat terjadi usai mobil minibus Daihatsu Luxio Nopol L 1009 XD yang melintas di perlintasan 75 daerah Jombang tertabrak kereta api Dhoho Loko CC2017707 jurusan Surabaya arah Kertosono, Nganjuk, Sabtu (29/7/2023) sekitar pukul 23.14 WIB.

Akibatnya, 6 orang meninggal dan dua pengemudi mengalami luka berat. Korban meninggal, yakni sopir Wahyu Kuspoyo (42), penumpang Sumiyowati (60), Alinsya Mareta Mingkana (17), Sutria Mingsih (38), Az Zahra Rohima Khoirunnisa (13), semua merupakan warga Dusun Ciro Wetan, Desa Bakung Temenggungan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo.

Kemudian Adelia (19) warga Kedungpadang, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.

Sementara itu, dua orang lainnya mengalami luka berat, yaitu Fikri (22) dari Dusun Bangi, Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, dan Arimbi (11) dari Dusun Ciro Wetan, Desa Bakung Temenggungan, Balongbendo, Sidoarjo. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan