Angka Kasus Demam Berdarah di Magetan Turun di 2022

halopantura.com Magenta – Pada penghujung musim hujan 2022, angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Magetan, Jawa Timur cenderung turun dibandingkan angka kasus pada bulan sebelumnya.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan, angka kasus demam berdarah selama Maret 2022 berjumlah 6 kasus. Jumlah itu menurun drastis dibanding Februari, yang berjumlah 27 kasus. Pada Januari, DBD berada di angka 81 kasus, yang dua di antaranya meninggal dunia.

“Kasus demam berdarah memang sudah menurun drastis di bulan (Maret, red) ini,” kata Kepala Dinkes Magetan, Rohmat Hidayat, Minggu (3/4/2022).

Menurut dia, turunnya angka kasus DBD juga ditandai dengan menurunnya permohonan fogging (pengasapan) dari masyarakat atau desa. Fogging memang menjadi salah satu upaya untuk pemberantasan serangan nyamuk Aedes Aegypti.

Kalau dulu hampir setiap hari kita ada fogging, saat ini permintaan fogging juga menurun seiring jumlah kasus DBD juga turun,” ujarnya.

Meski angka kasus DBD menurun, Rohmat meminta masyarakat tetap waspada dengan menerapkan pola perilaku hidup bersih sehat (PHBS).

Pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan 3M Plus untuk memberantas sarang nyamuk penular virus dengue dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.

Gerakan 3M meliputi menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Kegiatan plusnya di antaranya menaburkan bubuk larvasida atau abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk, menyemprotkan obat pembunuh serangga di sudut-sudut gelap dalam rumah, menggunakan kelambu atau kasa nyamuk di tempat tidur, dan memelihara ikan pemakan jentik.

Tetap jaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan kotor menjadi pemicu perkembangbiakan nyamuk, termasuk nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD,” ujar Rohmat mengimbau.

Rohmat menambahkan bahwa pemerintah juga mengerahkan petugas puskesmas hingga juru pemantau jentik (jumantik) untuk melakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan pemberantasan nyamuk penular virus dengue. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan