Atasi Kekeringan, Pemkab Tuban Sedikan 16 Sumur Bor, Dua Tak Keluar Air
halopantura.com Tuban – Sudah bertahun-tahun sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Tuban menjadi langganan krisis air bersih disaat di musim kemarau tiba, dan saat ini masih berlanjut.
Masyarakat terdampak juga harus rela antri disaat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban melakukan droping air bersih.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Tuban untuk mencari solusi supaya dampak kekeringan air bersih bisa ditekan atau diatasi. Salah satunya, melakukan pencarian sumber mata air, dan membuat sumur bor di beberapa daerah terdampak krisis air.
“Tahun ini kita telah membuat 16 sumur bor dibeberapa titik, harapannya kebutuhan air buat masyarakat bisa tercukupi dengan sumur bor itu,” ungkap Sudarmaji Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kabupaten Tuban, Jumat, (26/10/2018).
Menurutnya, Pemkab tahun ini telah menyediakan 16 sumur bor buat masyarakat yang wilayahnya terdampak krisis air ketika musim kemarau. Tetapi ada 2 sumur bor yang tidak mengeluarkan air, berada di wilayah Desa Bektiharjo dan Jadi yang keduannya masuk Kecamatan Semanding.
“14 sumur bor sudah mengeluarkan air,” terang Sudarmaji kepada wartawan ini.
Lebih lanjut, dengan adanya sumur bor itu diharapkan akan mengurangi dampak kekeringan air bersih di wilayah Tuban. Selanjutnya, sumur bor yang telah mengeluarkan air diserahkan kepada pengurus Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) untuk dikelola.
“Pengurus Hippam mengajukan dulu, baru kita membuatkan sumur bor,” tambah Kepala Dinas PRKP Tuban.
Lebih lanjut, program tahun depan akan memperluas akses pelayanan air minum melalui jaringan masuk ke rumah. Hal itu juga salah satu program untuk mengatasi kekeringan air bersih di Tuban.
“Kita memiliki program inovasi yang bernama pro amanah (program air minum masuk rumah,red),” tegasnya.
Sebatas diketahui, sampai saat ini tercatat ada 51 desa dari 11 Kecamatan yang dilanda krisis air bersih. Droping air bersih juga masih dilakukan ketika ada laporan masyarakat yang membutuhkan air di daerah terdampak. (rohman)