Begini Penjelasan BPBD Tuban Kenapa Bumi Wali Mengalami Kekeringan

halopantura.com Tuban – Sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Tuban menjadi langganan krisis air bersih disaat di musim kemarau tiba. Masyarakat terdampak juga harus rela antri disaat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban melakukan droping air bersih.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Tuban untuk mencari solusi supaya dampak kekeringan air bersih bisa ditekan. Nampaknya usaha pemerintah untuk menekan kekeringan belum sepenuhnya sukses.

Terbukti ketika musim kemarau tiba ada daerah yang mengalami krisis air bersih. Dengan melihat kondisi itu, pihak BPBD Tuban mencatat tiga indikator Bumi Wali (sebutan Tuban, red) mengalami kekeringan air bersih.

“Ada tiga indikator Tuban selalu mengalami kekeringan,” kata Joko Ludiono, Kepala BPBD Tuban, Jum’at, (20/10/2017).

Tiga indikator itu di pengaruhi karena fenomena El Nino (anomali iklim di Pasifik Selatan, red)  penyebab terjadinya kemarau panjang dan kekeringan. Kedua karena kondisi geografis Tuban yang didominasi dengan struktur pegunungan kapur.

“Indikator ketiga karena Tuban masuk daerah  peta cekungan air dengan arsir merah. Artinya dominasi air bawah tanah denga debit air per detiknya minim sekali,” beber mantan Camat Grabagan itu.

Joko Ludiono mencontoh daerah yang berada di Kecamatan Grabagan. Dulunya daerah itu bisa terhapus dari peta kekeringan saat ini mengalami kembali kekeringan karena memiliki karakteristik air bawah tanah yang mudah menyusut airnya.

“Hal itu dikarenakan salah satu ciri dari karakter tanah kapur. Dan ini akan terjadi disaat dampak elnino kuat seperti tahun 2015,” terang Joko Ludiono.

Lebih lanjut, jika untuk mengatasi kekeringan air bersih dengan dibangun embung,  pengeboran air bawah tanah, dan dibentuknya Hippam (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum). Selanjutnya, kalau sudah ada dampak El Nino kuat, maka air pada kering.

“Semoga upaya Bapak Bupati, yang telah turun langsung ke daerah kekeringan, bisa mencari alternatif untuk mencari solusi di tahun 2018 mendatang. Yang jelas kita semua telah berupaya mengatasi dampak kekeringan,” tegas Joko Ludiono.

Sebelumnya, Program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban untuk mengatasi atau mengurangi dampak kekeringan air bersih dinilai gagal oleh wakil rakyat. Pasalnya, setiap tahun dimusim kemarau masyaratak Kabupaten Tuban bisa dipastikan di landa krisis air di beberapa daerah.

Baca : https://www.halopantura.com/langganan-musim-kemarau-pemkab-tuban-dinilai-gagal-atasi-kekeringan-air-bersih/

Upaya untuk mengatasi kekurangan air bersih buat warga, Pemkab Tuban setiap hari melakukan distribusi air bersih di desa-desa terdampak buat warga. Bahkan sampai dengan Rabu, (18/10/2017), petugas BPBD Tuban masih melakukan droping air bersih di Desa Genaharjo, Kecamatan Semanding. (mus/roh)

Tinggalkan Balasan