BUMD Komitmen Jaga Kualitas, Pengusaha Lokal Sebagai Suplai Daging Ayam BPNT di Jenu
halopantura.com Tuban – Temuan daging ayam tak layak konsumsi dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan ke keluarga penerima manfaat (KPM) melalui salah satu agen atau e-warong di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, pada beberapa hari yang lalu mendapat tanggapan dari berbagai pihak.
Dimana untuk pertama kalinya, distribusi daging ayam di wilayah Kecamatan Jenu pada Agustus ini tidak melibatkan pihak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tuban. Melainkan, melibatkan pengusaha lokal yang ada Bumi Wali.
Kesepakatan melibatkan pengusaha lokal tersebut sesuai notulen rapat atau hearing terkait penyaluran BPNT yang diselenggarakan di DPRD Tuban 9 Juni lalu. Salah satu poin penting dalam hearing tersebut yakni meminta produk lokal bisa disertakan dalam penyediaan kebutuhan BPNT. Sebab selama ini sebagian pasokan BPNT memanfaatkan dari luar kota karena faktor standar mutu.
Direktur BUMD PT Ronggolawe Sukses Mandiri Amin Jaya mengatakan pasokan daging ayam sebagian besar mendatangkan dari pabrik di Sidoarjo dan Jombang. Dua pabrik besar yang sudah diakui kualitasnya tersebut selama ini memasok sekitar 50ribu ayam potong di 20 kecamatan Bumi Wali.
“Bulan ini kami mulai memberanikan diri untuk memberi kesempatan satu kecamatan disuplai kepada pengusaha lokal dengan sumber produk lokal,” ungkapnya, Jumat, (14/8/2020).
Untuk tahap penjajakan tersebut, pengusaha lokal Tuban itu memasok kebutuhan ayam di belasan agen se-Kecamatan Jenu. Dari belasan agen tersebut, diketahui hanya satu dusun di Desa Socorejo yang mengeluhkan ada indikasi ayam tak layak konsumsi.
“Keluhan di satu agen tersebut langsung kami perintahkan kepada pengusaha lokal tersebut untuk langsung diganti, agar menjaga profesionalitas,” tegas Amin panggilan akrabnya.
Amin menjelaskan keterlibatan pengusaha lokal sangat penting untuk perputaran ekonomi Bumi Wali. Sehingga yang merasakan manfaat keberadaan BPNT tak hanya keluarga penerima manfaat (KPM), melainkan masyarakat yang memiliki usaha sembako kebutuhan untuk BPNT.
“Kami memastikan seluruh daging segar dan layak konsumsi saat diantar ke masing-masing agen. Terbukti saat pengiriman ke agen tidak ada kendala selama ini,” ujarnya.
Amin menjelaskan jika ada kekurangan terkait keterlibatan pengusaha lokal, pihaknya akan mengevaluasi. Sehingga selanjutnya bisa diputuskan apakah tetap melanjutkan untuk mengajak kerjasama dengan pengusaha lokal atau kembali memaksimalkan produk pabrik luar kota.
“Semua masukan akan menjadi bahan evaluasi untuk kinerja yang lebih baik ke depan,” terang pria yang sukses mendirikan Jagongan Matoh tersebut.
Lebih lanjut Amin menyampaikan dalam pendistribusian, pihaknya selalu berkomitmen memberikan daging kualitas terbaik. Baik beku (frozen) atau fresh. Untuk wilayah Jenu, suplai daging bulan ini tidak dilakukan BUMD. Melainkan menjadi pilot project untuk keterlibatan pengusaha lokal dan produk lokal.
Apalagi, permintaan setiap agen berbeda. Ada yang minta frozen dan fresh. Sehingga pengusaha lokal bisa harus memenuhi permintaan tersebut sesuai standar kelayakan.
“Kita berkomitmen selalu memberikan daging kualitas terbaik,” tegas Amin Jaya (rohman)