Bupati Tuban Evaluasi Tim Unair dan Panitia Ujian Perangkat Desa 2023
halopantura.com Tuban – Ketua DPRD Tuban H. Miyadi menyampaikan tim Airlangga Assessment Center (ACC) dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, kurang profesional sebagai penyedia soal ujian perangkat desa di Kabupaten Tuban pada tahun 2023. Alasannya, sejumlah persoalan muncul pasca pelaksanaan ujian.
Merespon hal itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melalukan evaluasi terhadap semua pihak dalam rangka perbaikan kedepannya. Evaluasi mulai dari pihak Uniar sampai seluruh panitia pelaksana ujian perangkat desa.
“Kita evaluasi semua mulai Uniar, seluruh panitia. Gagalnya ada disisi mana, dan kita harus perbaiki. Gak adalah hidup ini sempurna,” ungkap Bupati Tuban, Kamis (17/8/2023).
Pihaknya juga menyebut kalau bicara sebuah kegagalan itu harus sesuai data yang ada. Sehingga penilaian nantinya dapat dikatakan fair (adil) jika mengikuti ketentuan.
“Kalau kita ngomong harus probability, kalau dari 100 persen yang eror satu persen, ya jangan disebut itu gagal. Itu namanya gak fair dong kita,” tambah orang nomor satu di Kabupaten Tuban ini.
Bupati menjelaskan yang punya hak untuk melakukan ujian perangkat desa adalah desa itu sendiri. Sehingga Pemerintah Daerah hanya menjembatani untuk pelaksanaan seleksi ujian perangkat desa serentak.
“Lalu mereka memilih sendiri melalui musyawarah-musyawarah yang sudah dilakukan. Akhirnya yang diambil adalah Universitas Airlangga,” ungkap Bupati Tuban.
Menurutnya, kalau dalam sisi pelaksanaannya ada sesuatu hal yang mungkin perlu diperbaiki lagi. Maka, pemerintah daerah juga akan meminta Airlangga untuk bisa menyampaikan kedepan publik terhadap tanggung jawabnya.
“Saya ingin meluruskan, pemerintah daerah hanya menjembatani. Seharusnya, yang punya kewenangan melalukan ujian itu dari pemerintah desa itu sendiri,” tegas Bupati Tuban.
Pemkab Tuban pun sudah minta klarifikasi kepada pihak Unair terkait dinamika yang ada setelah pelaksanaan ujian. Kemudian, pihaknya juga sudah siap untuk memberikan klarifikasi berdasarkan Standart Operating Procedur (SOP) atau standar operasional prosedur.
“Sudah (klarifikasi, red), teman-teman Uniar juga siap untuk mengklarifikasi, bertanggung jawab. Semua juga siap. Semuanya sudah ada SOP, sudah ada tata cara administrasi hukumnya dan sebagainya. Itu sudah pasti ada,” jelasnya.
Selain itu, Bupati menjelaskan alasan Unair ditunjuk sebagai penyedia soal bukan karena dirinya sebagai alumni. Namun, hal tersebut berdasarkan kajian dan hasil musyawarah bersama.
“Ini bentuk kajian dari semua teman-teman. La gak bupati lah yang menunjuk. Namanya kita penjebatan, mereka semua yang musyawarah,” terang Aditya.
Pemkab Tuban minta masyarakat untuk jeli dalam melihat persoalan terkait tes ujian seleksi perangkat desa ini yang telah selesai.
“Kita lihat permasalahannya apa dulu. Kita tidak hanya sekedar ngomong ulang dan tidak diulang. Terpenting dari sisi kalau ada kesalahan, dan itu sesuai aturan yang ada harus diulang dan kita ulang, kalau gak ya gak bisa begitu,” terangnya.
Pemberitaan sebelumnya, Pemkab Tuban membuka lowongan perangkat desa sebanyak 234 formasi di 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban. Dari jumlah itu, ada sebanyak 3.675 orang atau peserta yang mengikuti ujian dan tes seleksi perangkat desa, pada Rabu (09/08/2023).
Baca juga : HUT Kelenteng ke-1863: Umat Tri Dharma Tuban Berharap Kepengurusan Baru Segera Terbentuk
Baca juga : Tim Unair Dinilai Tak Profesional, DPRD Tuban Beri 9 Catatan Pelaksanaan Ujian Perangkat Desa 2023
Pasca pelaksanaan, Ketua DPRD Tuban H. Miyadi memberikan 9 catatan kepada pihak eksekutif sebagai bahan evaluasi.
Terlebih, catatan evaluasi itu ditujukan kepada tim Airlangga Assessment Center (AAC) dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sebagai penyedia soal ujian perangkat desa tahun 2023 ini.
“Pertama kurang profesional dan ke dua tidak perlu direkomendasi ulang sebagai pelaksana tes perangkat desa. Ini catatan yang harus dilakukan evaluasi oleh Komisi 2 DPRD bersama eksekutif tim Unair,” terang Ketua DPRD Tuban H. Miyadi, Senin (14/8/2023).
Lalu dewan juga menyebut pihak Unair tidak siap dengan koreksi jawaban peserta menggunakan scanner. Sebab, terjadi eror dalam pelaksanaan di lapangan, dan prosesnya kian jadi lama. (rohman)