Cegah Wabah PMK, Dinas Peternakan Jombang Awasi Sapi

halopantura.com Jombang – Dinas Peternakan Jombang, Jawa Timur mengawasi peredaran hewan ternak menyusul munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Saat ini, hampir 100 ekor sapi di Jombang dilaporkan terjangkit virus menyerupai PMK.

“Sampai dengan laporan kemarin sore ada 96 sapi yang terkena (suspek PMK),” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugiono kepada wartawan Kamis siang (12/5/2020).

Puluhan ekor hewan ternak sapi suspek PMK itu tersebar di empat Kecamatan. Yakni di Desa Sidolegi, Kecamatan Wonosalam, Desa Grobogan mojowarno, dan di Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang serta terbaru di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh.

“Belum ada level (PMK), masih menunggu hasil sampel dari laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta,” ujarnya.

Dikatakan Agus, dari 96 ekor sapi suspek PMK, terdapat lima ekor anak sapi yang mati. Namun, hewan ternak sapi yang mati itu juga masih suspek. Anak sapi itu tidak makan dan hanya minum susu induknya.

“Yang mati ada lima sampai hari ini, semuanya pedet (sapi anakan) karena gak mau makan rumput, makannya cuma mengandalkan susu induknya. Otomatis kalau sakit susunya gak enak, jadi gak mau minum susu akhirnya mati,” katanya.

Agus melanjutkan, saat ini pihaknya telah membentuk tim gugus tugas pengendalian dan penanggulangan PMK Sapi di Jombang. Tim di antaranya terdiri dari mantri dan dokter hewan serta stakeholder terkait. Tim dibentuk sejak menerima informasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Minggu (5/5/2022) lalu.

“(Sapi) kita obati, kita beri vitamin, antibiotik dan alhamdulillah di Wonosalam ada dua tempat sapi sembuh dan membaik. Di sana ada satu kandang yang sudah sembuh juga,” imbuhnya.

Lebih lanjut mantan Kasat pol PP Jombang itu menambahkan, sapi yang terkena wabah PMK mayoritas berasal dari luar daerah. Seperti dari Mojokerto, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan yang sejak awal wabah PMK di sana.

“Seperti di Pulorejo, Kecamatan Tembelang ini beli dari Balongpanggang Sidoarjo. Mereka punya empat ekor sapi, lalu beli satu akhirnya menular. Penularannya 90 sampai 100 persen,” imbuhnya.

Agus mengimbau kepada peternak sapi di Jombang untuk tidak panik jelang iduladha. Ia menyebut, masa inkubasi virus PMK itu berlangsung selama 14 hari. Dan setelah dinyatakan sembuh sapinya akan sehat kembali.

“Jadi imbauan kalau sakit jangan dijual, tetapi bertahan dan bekerjasama dengan dinas Peternakan untuk diobati, diberi vitamin,” ujar Agus. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan