Cerita di Balik Pembuatan Logo Hati Santri Nasional 2021
halopantura.com Tuban – Sejak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, Hari Santri Nasional selalu dirayakan setiap tahunnya. Dimana, setiap tanggal 22 Oktober seluruh santri di Indonesia memperingati Hari Santri Nasional.
Setiap tahunnya, Hari Santri Nasional selalu diperingati dengan membawa tema tertentu. Pada tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) RI mengangkat tema “Santri Siaga Jiwa dan Raga”. Tema tersebut memiliki makna bahwa santri di seluruh Indonesia harus selalu siap siaga untuk menyerahkan jiwa dan raga guna membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.
Selain tema, setiap tahunnya logo hari santri juga berbeda. Ternyata, logo HSN tahun ini versi Kementerian Agama adalah karya dari M. Shofa Ulul Azmi, seorang santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Ia juga sebagai desainer senior media dakwah Langitan. “Alhamdulillah, tahun ini karya saya yang terpilih,” ungkap M. Shofa Ulul Azmi santri Langitan asal Pati Jawa Tengah, Jumat, (22/10/2021).
Pria berusia 29 tahun itu mengenyam pendidikan di pesantren Langitan selama delapan tahun. Terakhir dia lulus dari Madrasah Aliyah Al Falahiyah Ponpes Langitan Tuban.
Ia pun menceritakan awal dirinya mendesain logo hari santri bersama temannya dari pesantren Krapyak Yogyakarta. Saat itu, dia dihubungi perwakilan Kemenag tanggal 12 September sekitar pukul 19.00 WIB,
“Kami dihubungi oleh perwakilan dari Kemenag pusat, karena teman saya kang Hilal sedang tidak bisa mengerjakan, jadi akhirnya saya yang mengerjakan logonya,” katanya.
Menurutnya, setelah itu langsung mempelajari permintaan dari Kemenag untuk membuat logo hari santri. Tak berapa lama langsung mendapatkan konsep mentah untuk dijadikan dasar logo tersebut.
“Setelah dapat konsep mentahnya dan pada pukul 02.00 dini hari, presentasi logo sudah siap,” lanjutnya.
Pagi harinya atas permintaan Kemenag logo hari santri sudah bisa dipreview. Pria yang sekarang menetap di Cebolek, Margoyoso, Pati, Jateng ini mengaku ini sudah kedua kalinya mendapatkan tugas dalam pembuatan logo hari santri.
“Tahun 2020 kemarin logo hari santri juga dari kami (Shofa dan Hilal) yang memproduksi,” jelas Shofa panggilan akrabnya.
Ia menceritakan tahun kemarin kebetulan dari 3 desain yang dikirim. Dimana, kebetulan karya Kang Hilal yang terpilih. “Tahun ini karya saya yang terpilih,” lanjutnya sambil meluapkan kegembiraan.
Ia merasa sangat bangga karena karyanya bisa menghiasi ruang publik di momen hari santri tahun ini. Serta karya ini dipersembahkan untuk teman-teman seperjuangan yang ada di Ponpes Langitan.
“Selain saya persembahkan untuk teman-teman santri, logo ini saya persembahkan kepada para Masyayikh dan teman-teman seperjuangan di Ponpes Langitan, karena dulu saya belajar desain dari Langitan Tuban,” ungkapnya.
Prestasi tersebut menuai pujian dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Sahid. Ia merasa bangga dan senang sekali ada santri dari Tuban yang karyanya dipakai dan digunakan orang se-Indonesia.
“Kita patut bersyukur dan berbangga hati, ada karya anak bangsa dari pesantren Langitan yang karyanya di gunakan orang se-Indonesia,” ujarnya ungkapnya.
Ia berharap ada santri-santri yang lain yang akan terus berkarya. Termasuk, ia berpesan kepada para santri untuk tetap menerima disiplin prokes sesuai anjuran pemerintah.
Disiplin itu meliputi pakai masker, rajin cuci tangan, tidak berkerumun, dan lainnya. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kita selalu memberikan imbauan (santri dan masyarakat) untuk selalu disiplin prokes, untuk mencegah penyebaran Covid-19,” terang Sahid. (rohman)