Cerita Petugas Dibalik Ruang Tanggap Covid-19 Kota Kediri
halopantura.com Kota Kediri – Khoirul Anam dari Dinkes Kota Kediri yang bertugas di call Center pengaduan Covid-19 memandang layar besar di Kediri Command Center, Balaikota Kediri, Selasa, (7/4/2020).
Sejenak ia terdiam, ambil napas, kemudian mencoba tersenyum untuk mengetik jawaban. Sebuah pesan WhatsApp dari salah satu warga yang agaknya bernada tinggi.
Pada awalnya warga ini menanyakan di mana bisa tes virus sebab ia merasa punya gejala demam, batuk-batuk, dan sesak napas. Sedangkan ia punya riwayat bepergian dari salah satu zona merah di Jawa Timur.
“Saya sarankan ke Puskesmas terdekat, pakai masker, dan melakukan physical distancing. Eh, tapi malah marah-marah,” kata Khoirul Anam.
Dengan sabar, ia menjawab tiap larik pesan yang dikirim warga bersama tim yang lain. Kadang-kadang berdiskusi, kalimat apa yang cocok untuk menjawab warga yang mungkin sedang panik atau kesal.
Sebagaimana SOP yang sudah dianjurkan pemerintah, bila ada warga yang datang dari negara atau wilayah terjangkit tanpa gejala sakit, maka dia kategori ODR (Orang Dalam Risiko) maka ia harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Menjaga kontak dengan orang lain termasuk anggota keluarga karena potensi sebagai carrier (pembawa).
Sedangkan seperti pengaduan warga tadi, ia kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebab ia dari wilayah terjangkit dan punya gejala demam, maka selain melakukan isolasi mandiri juga harus ke Puskesmas untuk memastikan gejala tersebut.
Jadi, tak semua langsung bisa tes virus dalam arti rapid test maupun swab. Setelah dari Puskesmas terdekat, bila gejala berlanjut akan dirujuk ke RSUD rujukan.
“Disinilah yang akan berwenang melakukan tes. Demikian alur prosedurnya. Namun, tak semua warga langsung bisa menerima penjelasan-penjelasan tersebut. Di sinilah petugas di Kediri Command Center memerlukan kesabaran ekstra,” sampainya.
Di sisi lain, kadang-kadang ada pesan WhatsApp yang membuat tersenyum sekaligus trenyuh juga. Pertanyaan dari seorang gadis yang menunggu kantor KUA buka sebab ia akan menikah. Bulan Sya’ban atau dalam bahasa Jawa Ruwah merupakan bulan-bulan bagus untuk mengadakan pernikahan. Namun karena pandemi ini, pemerintah mengimbau untuk tak mengadakan acara yang memungkinkan kumpul-kumpul termasuk pernikahan.
“Nah, apalagi, KUA Kota Kediri tidak membuka layanan sejak tanggal 24 Maret 2020. Jadi pasangan yang akan menikah harus bersabar dulu menunggu badai ini berlalu. Sampai kapan? Sampai pemerintah mengumumkan dibuka kembali. Demi kemaslahatan bersama, sabar ya Mbak yang mau menikah. (yud/roh)