Dampak Kenaikan UMK Tuban, PT Pentawira Didemo Sopir Dump Truk
halopantura.com Tuban – Dampak Upah Minimum Kabupaten (UMK) Tuban menjadi alasan PT. Pentawira Agraha Sakti Chemical Industri untuk menaikan harga pedel dari Rp 150 ribu menjadi Rp 165 ribu.
Kebijakan tersebut membuat geram Paguyuban Sopir Dump Truk (PSDT) dengan menggelar aksi demo di kantor loket pembayaran di tambang Pentawira, Desa Menunyur, Kecamatan Grabagan, Sabtu (6/1/2018).
Dalam aksinya para pendemo juga mengancam akan menutup akses tambang karena kenaikan harga itu merugikan sopir. Hal itu disebakan harga jual pedel kepada masyarakat terlalu mahal dan dirasa sulit.
“Kenaikan harga itu sangat memberat kami, kebijakan harus dirubah,” kata Edi Suminto, selaku Koordinator aksi.
Para pendemo juga mengaku selama tiga bulan terakhir 2017 ada kenaikan harga pedel sebanyak empat kali. Mulai harga Rp 110 ribu per truk, menjadi Rp 135 ribu, Rp 150 ribu, dan sekarang naik menjadi Rp 165 ribu. Kebijakan tersebut tidak dibarengi dengan musyawarah bersama paguyupan.
“Kenaikan harga itu dilakukan dengan memberikan pemberitahuan aja, sehingga sangat merugikan kami jika harga pedel sekarang menjadi Rp 165 ribu per truk,” tambah Edi Suminto.
Menurutnya kenaikan harga pedel dari perusahaan sangat mempengaruhi harga ketika memasarkan, dan sulit terjual. Sehingga paguyupan meminta harga pedel tetap diharga Rp 150 ribu per truk.
“Kalau tuntutan kita tidak dipenuhi akses jalan tambang akan kita tutup sementara, sampai kejelasan keputusan dari pimpinan perusahaan,” ancam para pendemo.
Sementara itu, Sunardi Kepala Teknik Tambang PT. Pentawira Tuban, mengatakan, kenaikan itu sudah dilakukan musyawarah dengan pihak sopir untuk mengambil kebijakan.
“Kemarin kami sudah kita bicara dengan sopir, harga sementara sekarang Rp 155 ribu per truk,” kata Sunardi usai hearing bersama para pendemo.
Kata Sunardi, kenaikan harga pedel dipengaruhi naik UMK Tuban yang telah di tetapkan pada tahun 2018, sebesar Rp. 2.067.000. Kondisi itu membuat kebijakan baru dengan menaikan harga pedel supaya perusahaan tetap berjalan.
“Mau tidak mau, pihak perusahaan juga harus menaikkan harga. Kalau kita tidak naikan, operasional dari perusahaan juga akan mati,” pungkasnya. (mus/roh)