Desa di Jombang Ini Jadi Langganan Banjir

halopantura.com Jombang – Langganan banjir setiap musim penghujan Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Jawa Timur. Pada Kamis (2/3/2023) malam, desa tersebut terendam air.

Ketinggian air di jalan antara 1 hingga 2 meter. Sedangkan di rumah warga ketinggian air antara 50 hingga 60 centimeter. Itu terjadi tadi malam pukul 20.00 WIB.

Pusdalops BPBD Jombang Agus Kurniawan mengatakan bukan hanya Desa Kademangan yang diterjang banjir. Di Kecamatan Mojoagung banjir juga menerjang Desa Betek, Janti, Mancilan dan Desa Mojotrisno.

“Di Kecamatan Mojoagung yang paling parah adalah Desa Kademangan. Ketinggian air di jalan mencapai dua meter, sedangkan di rumah warga setinggi 60 centimeter,” kata Agus.

Lebih lanjut ia mengatakan, kecamatan Mojowarno juga dilanda banjir. Ia menyebut, di kecamatan itu ada tiga desa, yakni Desa Selorejo, Ringinpitu, dan Desa Catakgayam.

“Laporan (banjir) yang masuk baru dua kecamatan. Kecamatan Mojoagung lima desa, Kecamatan Mojowarno tiga desa. Jadi total ada delapan desa,” ujarnya.

Menurut Agus, penyebab bencana banjir itu dikarenakan meluapnya dua sungai yang melintasi wilayah setempat. Yakni Sungai Pancir dan Sungai Catakbanteng.

“Hingga pukul 22.00 WIB, ketinggian air mulai berangsur turun, meski sangat lambat. Lansia dan warga yang sakit kita evakuasi ke balai desa dengan menggunakan perahu karet,” ujarnya.

Sementara itu, Paijan, (58) warga desa Kademangan Mojoagung menuturkan, sejak Januari hingga awal Maret 2023 sudah enam kali banjir.

“Ketinggian air di jalan mencapai dua meter. Kalau di rumah warga sekitar 60 centimeter,” kata Paijan.

Banjir di kampungnya itu disebabkan Sungai Catakbanteng yang meluap. Itu karena hujan deras berlangsung mulai siang hingga pukul 21.00 WIB. Hal serupa juga terjadi di bagian hulu, yakni di kawasan perbukitan Wonosalam. Sehingga debit air sungai meningkat tajam.

Sekitar pukul 19.00 WIB, air sungai meluap memasuki jalan desa. Semakin lama ketinggian air semakin meningkat. Air kiriman itu masuk ke rumah-rumah warga.

Kendari begitu, warga tetap bertahan dan tidak mengungsi. Sebab, seperti biasanya air akan segera surut pada pagi hari. “Biasanya, malam banjir, pagi surut,” kata Paijan menambahkan. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan