Dinilai Tak Transparan, Hubungan Warga Lokal dan TPPI Tuban Memanas
halopantura.com Tuban – Puluhan warga dan pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mempersoalkan rekrutmen tenaga kerja yang ada di PT Trans Pacifik Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban. Hubungan mereka “memanas” karena warga menuding kebijakan perusahaan plat merah itu kurang transparan dan terkesan warga lokal diabaikan.
“Kita minta tenaga skill dilibatkan, jangan skill dari luar semua. Kasih porsi untuk orang lokal, karena orang lokal sudah mampu semua,” ungkap Ahmad Eko Budiono, Ketua Karang Taruna Desa Remen, Jenu, Tuban, Selasa (21/2/2023).
Rencananya tuntutan warga ring satu perusahaan itu akan disampaikan dengan cara aksi demo di depan pintu masuk 8 TPPI setempat. Kendati demikian, massa gagal menggelar aksi dan aspirasinya disampaikan lewat jalur media dengan melibatkan pihak rekanan atau vendor dari perusahaan plat merah itu.
“Jadi kebutuhan (tenaga kerja, red) apa yang diperlukan itu tidak di share dengan jelas,” tuding Ahmad Eko Budiono dengan nada kecewa dengan kebijakan perusahaan tersebut.
Ia menjelaskan skill tenaga lokal sudah memumpuni untuk dilibatkan dalam segala bentuk pekerjaan yang dibutuhkan TPPI. Dia mencontohkan pekerjaan pembangunan proyek elpiji ini diselesaikan melibatkan orang-orang lokal.
“Orang sini sudah mampu semua, orang lokal bikin pabrik ini bisa semua. Terbukti di samping TPPI ini, Elpiji 80 persen lebih orang lokal semua yang bikin,” tegasnya.
Ia pun berharap pihak TPPI lebih transparan jika ada lowongan pekerjaan, dan memprioritaskan tenaga lokal. Termasuk, pemberian gaji buat pekerja harus sesuai dengan perundang-undangan.
“Ini buat pembelajaran ke depannya agar transparansi. Masalah upah juga, biar tidak seenaknya,” terang Ahmad Eko Budiono.
Respon TPPI
Merespon itu, Taheran Sidik Prabowo, CSR dan PR Section Head PT TPPI Tuban menepis jika selama ini perusahaan tidak memperhatikan para pekerja lokal. Sebab, sudah banyak warga lokal yang dilibatkan penuh dengan kebutuhan skill yang dibutuhkan.
Dirinya pun menyampaikan jika rekrutmen tenaga kerja ini tidak dilakukan oleh TPPI tetapi melibatkan empat perusahaan. Salah satunya, PT Sahabat Nusantara Teknologi Inovasi (SANTI) menjadi pemenang tender sebuah kegiatan yang ada di TPPI karena memiliki pengalaman.
Dalam pekerjaan awal, PT SANTI membutuhkan 40 orang pekerja untuk menyelesaikan kegiatan. Namun, TPPI meminta agar kuota tenaga kerja di tambah dengan melibatkan perusahaan lokal.
“PT SANTI kebutuhan awal itu hanya 40 (pekerja), kemudian kami dari TPPI minta agar diperluas lagi sehingga menjadi 71. Total dari PT SANTI dan lokal itu 170,” jelas Taheran panggilan akrabnya.
Baca juga : BPBD Tuban: 4 Kecamatan Terdampak Luapan Banjir Bengawan Solo
Baca juga : Polres Tuban Beberkan Kronologi Pencurian Kabel di Semen Indonesia
Oleh sebab itu, TPPI mengklaim sudah mencapai 40 persen lebih warga lokal dilibatkan dalam kegiatan. Termasuk, perusahaan di bidang Industri Produk dari Pengilangan Minyak Bumi, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia dan Perdagangan Besar Khusus Lainnya itu menegaskan tidak pernah meninggalkan warga lokal tetapi memperjuangkan untuk bisa bekerja disini.
“Jadi sudah melebihi 40 persen, jadi bukan TPPI meninggalkan, bahkan kami juga memperjuangkan ke arah sana,” pungkasnya. (rohman)