Ditemukan Motor, Dua PSK Diamankan Petugas Satpol PP Jombang

halopantura.com Jombang – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Jombang menemukan satu kendaraan sepeda motor di semak-semak tanggul sungai Tenggor, Desa Sedamar, Kecamatan Sumobito, Jombang, Minggu (28/10/2019) malam.

Kendaraan itu sengaja di sembunyikan oleh pemiliknya saat mengetahui petugas datang untuk mengerebek tempat tersebut. Razia dilakukan karena tempat itu sering dipakai bisnis lendir yang meresahkan warga.

Dalam razia itu, petugas mengamankan dua perempuan yang terindikasi sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) dan lima orang yang diduga pria hidung belang. Lokasi yang ditumbuhi semak-semak di tanggul sungai Tenggor Desa setempat membuat petugas kesulitan menangkap mereka.

Begitu aparat penegak Perda datang, para wanita malam tersebut lari semburat. Sejumlah pria di lokasi juga ikut kabur menghindari tangkapan petugas. Aparat yang sudah berbagi tugas, saat itu sebagian ada yang mengejar mereka dan ada yang menyisir sekitar lokasi.

Walhasil, dalam penyisiran, petugas menemukan kendaraan sepeda motor Yamaha Mio tergeletak di semak-semak tanpa pemiliknya. Selain itu, petugas juga menemukan tas perempuan dan karpet yang di duga digunakan sebagai alas saat kencan.

Sementara, petugas yang melakukan pengejaran, berhasil menangkap dua orang perempuan yang diduga PSK dan sejumah pria diduga penikmat jasa bisnis lendir di tempat tersebut. Satu diantaranya, adalah pemilik sepeda motor Yamaha warna hitam.

“Kami ini tidak jual diri dan bukan pelacur,” teriak seorang perempuan paruh baya di lokasi yang mencoba membela diri dan memberontak.

Kendati begitu, petugas tetap mengangkut mereka berserta sejumlah barang bukti dan dibawa ke kantor Kecamatan Sumobito untuk dilakukan pendataan dan peringatan.

Kabid Ketertiban Umum dan Sumberdaya Aparatur, Satpol PP Jombang, Haris Aminudin, menjelaskan, pihaknya mendapatkan aduan dari masyarakat bahwa di sepanjang pinggiran sungai tenggor ada aktifitas prostitusi terselubung yang sangat meresahkan.

“Masyarakat sekitar merasa resah dan terganggu dengan adanya aktifitas prostitusi tersebut. Baik dari segi ketentraman maupun keamanan, sebab disitu ada indikasi PSK pendatang dari luar daerah,” ujarnya.

Menurut dia, tempat tersebut sudah lama dijadikan sebagai ajang penjaja seks. Pihaknya sudah sering melakukan razia pada tempat tersebut, namun pelaku tak kunjung jera.

“Biasanya beroperasi saat menjelang petang dan sudah berlansung emlat tahun. Sering dilakukan razia akan tetapi masih saja berlanjut,” terangnya.

Berdasarkan informasi, para pelanggan yang mencari kepuasan nafsu di tempat tersebut, tarifnya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu untuk sekali kencan. Tempatnya memakai bilik berukuran sekita 1×2 meter dengan alas tikar karpet plastik.

“Saat ini, kami memberikan teguran serta peringatan saja. Jika nantinya mereka terjaring kembali, akan diserahkan kepada dinas sosial untuk dilakukan pembinaan,” ujarnya. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan