DPRD Nganjuk Minta Beras Bansos Tak Layak Ditarik
halopantura.com Nganjuk – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Nganjuk, Edy Santoso melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke warga penerima bantuan sosial (Bansos) terdampak COVID-19. Dalam kesempatan tersebut, ia menemukan beras bantuan Pemerintah Kabupaten setempat yang berkualitas kurang bagus.
Kondisi yang kurang layak tersebut didapati setelah dilakukan pengecekan terhadap beras yang diterima oleh warga terdampak pandemi virus corona (COVID-19).
“Kemarin sidak hanya tiga desa, Desa Ketawang, Desa Kedungglugu dan Desa Senjayan, semuanya masuk Kecamatan Gondang dan mengatakan seperti itu, tidak baik semuanya, itu saya buka satu-satu persaknya (per karung),” kata Edy Santoso, Kamis (28/5/2020).
Kondisi itu sangat disayangkan oleh Edy. Pasalnya, beras yang disalurkan kurang baik kualitasnya dan tentunya mengecewakan masyarakat.
“Kita sudah kena wabah, masyarakat tidak bisa kerja terus memberikan bantuan beras saja dipermainkan. Itu memang tidak layak benaran pak,” ujar legislator dari Partai Hanura tersebut.
Menurut dia, bantuan yang bersumber dari APBD Kabupaten tersebut dalam bentuk uang tunai Rp200.000, namun pemerintah membelanjakannya dalam bentuk sembako berupa beras.
“Sebenarnya itukan bantuan dari Kabupaten Nganjuk dalam bentuk uang Rp200.000. Tapi dibelanjakan beras 20 kilogram, seharusnya dibelikan harga Rp9500 per kilogram, itu kan kualitas bagus. Yang packing Rp500 untuk pengepakan untuk distribusi, itu kan bisa,” jelasnya.
Atas temuan itu, ia akan segera melakukan koordinasi instansi terkait. Ia meminta beras yang sudah tersalurkan itu ditarik dan diganti dengan kualitas yang lebih baik.
“Saya akan panggil Dinas Sosial, sama siapa saja yang mendistribusikan beras seperti itu. Kalau bisa itu ditarik diganti kalau bisa. Saya tidak ingin warga Nganjuk dengan adanya wabah ini dipermainkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, kita menginginkan kualitas dan harga sesuai yang kita sepakati bersama-sama dengan Pemkab,” pungkasnya. (fin/roh)