Dua Tahun Lebih, Ikan Asin Berformalin Beredar di Tuban

halopantura.com Tuban – Selama dua tahun lebih ikan asin berformalin beredar di pasaran Kabupaten Tuban. Fakta itu terkuak setelah tim Satgas Pangan Tuban mengelar operasi dan berhasil menggrebek tiga lokasi yang dijadikan untuk pengolahan ikan berformalin.

Lokasi pertama berada Desa Boncong, Kecamatan Bancar dengan pemilik pengolahan ikan berinsial M (39) warga desa setempat. Selanjutnya, lokasi kedua berada di Desa Glodok, Kecamatan Palang dengan pemilik F (39) dan lokasi terakhir berada di Desa Karangagung, Kecamatan Palang dengan pemilik H (32) warga desa setempat.

“Hasil operasi tim Satgas Pangan ada tiga lokasi yang diamankan. Karena diketahui pelaku menggunakan bahan formalin serta pemutih untuk proses pengolahan ikan asin,” terang AKBP Fadly Samad, Kapolres Tuban, Senin, (5/6/2017).

Penggrebekan dua loaksi itu berdasarkan informasi masyarakat setempat yang merasa resah dengan ulah pelaku. Selanjutnya, tim Satgas Pangan yang terdiri dari anggota Polres Tuban bersama dengan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Tuban menggelar operasi dibeberapa tempat dengan target operasi (TO) yang telah ditentukan.

Akhirnya, pada pertengahan bulan Mei 2017, dua lokasi di Kecamatan Palang di tutup dan satu lokasi di Kecamatan Bancar ikut ditutup paksa oleh petugas. Karena pemilik menggunakan zak kimia berupa formalin dan pemutih dalam pengolahan ikan asinya.

Modus para pelaku dengan cara hasil ikan laut yang masih segar direndam terlebih dahulu di air yang telah ditambah dengan bahan Formalin. Kemudian ikan dijemur untuk  dijadikan ikan asin.

Rata – rata perhari pelaku mampu mengolah ikan asin itu sebanyak lima kuintal dengan jenis ikan layar. Serta pengolahan ikan terlarang itu telah dilakukan oleh para pelaku sejak dua tahun lebih dengan hasil olahan dikirim ke berbagai dearah.

“Aksi para pelaku itu telah dilakukan selama dua tahun lebih. Dengan hasil olahan ikan asinnya di kirim di wilayah Tuban, Surabaya, Solo, Jawa Tengah dan beberapa dearah lainnya,” jelas Kapolres Tuban.

Para pelaku belum dilakukan penahan dan hanya melakukan wajib lapor. Karena tim Satgas pangan masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jatim.

“Pelaku belum kita tahan dan hanya wajib lapor. Dan barang bukti telah kita amankan untuk proses penyelidikan,” jelas Kapolres Tuban.

Barang bukti yang telah diamankan berupa satu botol yang berisi cairan sebanyak 500 ml yang diduga bahan pengewat, dua saz ikan asin jemuran dan beberapa barang bukti lainnya. Akibat perbuatan itu, pelaku terancam dengan hukuman pidana selama 6 tahun sampai 8 tahun penjara. Hal itu sesuai undang – undang pasal 2014 KUHP tentang pangan. (rohman)

Tinggalkan Balasan