Dugaan Pemalsuan Data, Warga Persoalkan Proyek Jalur Ring Road Tuban
halopantura.com Tuban – Pembangunan proyek jalur lingkar selatan (JLS) atau ring road Tuban yang menelan biaya puluhan miliar dari uang rakyat terus dikerjakan. Proyek itu digadang-gadang mampu mengurai kemancetan arus lalu lintas yang ada di jalur wilayah kota.
Namun, sampai saat ini masih ada beberapa warga di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban yang menolak keberadaan proyek tersebut. Karena ada dugaan pemalsuan data dari pembebasan lahan yang merugikan warga, dan perkara itu telah di laporan ke Mapolres Tuban.
“Kita laporkan terkait adanya pemalsuan data,” ungkap Khoirun Nasihin, Kuasa hukum warga, Sabtu, (2/11/2019).
Ia menyampaikan, sejauh ini dua belas warga yang masih menolak karena ada dugaan pemalsuan data yang dilakukan panitia pembebasan lahan untuk jalur ring road. Seperti jumlah pohon jati milik warga dihitung tak sesuai kenyataannya.
“Ada beberapa pohon kayu jati milik warga yang tidak di hitung. Seharusnya di hitung,” jelas Kuasa Hukum warga.
Selain itu, tembok warga yang terkena pembebasan lahan ring road juga tidak dihitung oleh panitia. Hal itu sangat merugikan warga atau pemilik bangunan. Sehingga meminta agar tidak terjadi perusakan bangunan dan tanaman milik warga sebelum persoalan itu selesai.
“Ada bangunan milik warga yang tidak dihitung,” jelas Khoirun Nasihin.
Beberapa pihak yang dilaporkan ke Mapolres Tuban adalah pihak appraisal, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tuban, BPN Tuban, dan tim Satgas pembebasan lahan saat itu. Mereka dilaporkan atas tuduhan dugaan pemalsuan data atas proyek yang menelan anggaran puluhan miliar.
“Kita laporkan tentang pemalsuan data,” tegas Kuasa hukum warga.
Sementara itu, adanya laporan tersebut dibenarkan oleh penyidik Satreskrim Polres Tuban. Serta perkara tersebut masih didalami oleh penyidik dan masih mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.
“Masih dalam penyelidikan,” jelas AKP Mustijat Priyambodo, Kasat Reskrim Polres Tuban.
Sebatas diketahui, proyek jalan yang memiliki panjang sekitar 14 kilometer itu ditargetkan akan selesai di tahun 2021 mendatang. Dengan asumsi total anggaran untuk pembangunan fisik sekitar Rp 140 miliar dengan kontruksi jalan Nasional. (rohman)