Duta Pemuda Kenalkan Batik Khas Jombang di Wisata Religi Makam Gus Dur
halopantura.com Jombang – Dian Puspita Sari (32) Owner Diandra Galeri Batik Jombang berkolaborasi dengan pegiat batik yang ada di Jombang, Jawa Timur membuka trobosan baru mengenalkan batik khas daerah.
Terobosan itu dengan membuka galeri batik di Pasar Wisata Religi Kawasan Makam Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di Tebuireng Jombang. Gagasan itu muncul dari kondisi kaum milenial di Jombang yang miris akan minat memakai batik Jombang.
Dalam galeri batik tersebut terdapat berbagai macam batik dari berbagai perajin yang ada di seluruh pelosok Kabupaten Jombang.
“Kami kolaborasi dengan berbagai pegiat batik yang ada di Jombang. Insyallah, dalam galeri ini sudah ada batik Njombangan,” kata Dian, Minggu (5/6/2022).
Untuk memikat dan menarik peminat dari kalangan kaum muda milenial yang ada di Jombang, wanita anggun yang tinggal di Desa Kwaron, Kecamatan Diwek iti membuat model baju batik yang tren di kalangan anak muda.
“Batik biasanya identik dengan orang tua yang memakainya. Kami mencoba membuat baju batik sesuai tren mode seperti yang di gemari kaum milenial,” ujarnya.
Harga yang ditawarkan juga beragam sesuai dengan kantong anak muda, mulai dari 50-100 ribuan untuk batik jenis sarung. Sedangkan untuk batik tulis khas Jombangan mulai harga 90 ribu hingga 1 jutaan perkainnya.
“Untuk harga kita sesuaikan dengan kantong anak muda juga. Tergantung motif dan jenis batiknya. Tentu ada harga ada kualitas,” kata perempuan berjilbab itu.
Lebih lanjut Dian mengatakan bahwa, kini batik Indonesia sebagai warisan budaya telah dikenal secara mendunia. Bahkan, UNESCO pun mengakui sebagai warisan budaya dunia.
Baca juga : Hadapi Pasar Modern, Bupati Tuban Evaluasi Pengelolaan Manajemen Pasar Tradisional
Baca juga : Jawab Rekomendasi KASN, Bupati Tuban Sebut Tak Ada Regulasi yang Dilanggar
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah badan khusus PBB yang didirikan pada 16 November 1945 silam, dengan kantor pusat di Paris, Prancis. Dalam bahasa Indonesia, UNESCO disebut Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB.
Dian pun mengajak masyarakat khususnya kaum milenial bangga memakai batik untuk melestarikan warisan budaya bangsa.
“Ayo bangga memakai batik. Batik itu keren sudah diakui dunia kita harus bangga dengan itu,” ajak perempuan kelahiran Banyuwangi tersebut. (fin/roh)