Gerbang Dibuka, Tiga Tokoh Jadi Pendamai Konflik Kepengurusan TITD Kwan Sing Bio Tuban
halopantura.com Tuban – Tiga tokoh berpengaruh berhasil mendamaikan dua kubu yang berselisih di internal Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Tiga tokoh itu adalah Alim Markus Bos Maspion Group, Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api, dan Paulus Welly Afandi pengusaha Tionghoa asal Surabaya.
Hasil perdamaian itu, gerbang pintu masuk kelenteng yang digembok selama tiga bulan sejak 28 Juli 2020 akhirnya dibuka oleh mereka bertiga. Kemudian, umat bisa melakukan ritual seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan yang diajukan pemerintah.
“Umat harus bersatu dan bangkit lebih besar. Karena tempat ini terkenal, jangan ada penggembokan lagi,” ungkap Alim Markus, Minggu, (25/10/2020).
Menurutnya, tempat ini harus dibuka agar seluruh umat bisa sembahyang seperti biasanya. Termasuk, semua orang tidak boleh melanggar ketertiban dan kehormatan.
“Kita ingin persoalan ini cepat selesai,” ungkap bos Maspion Group didampingi sejumlah pengurus Kelenteng Tuban.
Hal sama juga disampaikan Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api. Ia menyampaikan tempat ibadah kelenteng ini bukan miliknya seorang pribadi tetapi milik umat.
“Jika saling menutup, maka akan merugikan masyarakat dan umat. Boleh dua kubu berselisih pendapat, tapi tidak boleh mengorbankan umat,” tegas Soedomo Mergonoto.
Bos kopi kapal api itu menambahkan, dua kubu kelenteng yang berselisih pendapat ini telah berkomitmen untuk menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang netral. Tujuannya, agar segala persoalan yang ada disini cepat ada titik terang.
“Kita bertiga akan membenahi kelenteng ini, dan kedua kubu sementara kita minta tidak usah ikut-ikut lagi sampai ada titik temu yang bisa mendamaikan,” jelasnya.
Pembukaan gembok itu disambut baik oleh para umat termasuk Alim Sugiantoro Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban. Ia mengaku sangat gembira karena ada tokoh yang peduli terhadap kelenteng untuk mendamaikan persoalan.
“Saya sangat gembira sekali, karena ada orang-orang yang peduli dengan kelenteng Tuban karena ini aset negara. Persoalan ini kita serahkan kepada meraka agar kedamaian ini bisa lancar,” tegas
Lebih lanjut, Alim Sugiantoro mengaku saat ini pintu kelenteng telah di buka dan umat bisa melakukan sembahyang secara damai. Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona.
“Pintu sudah dibuka, umat bisa sembahyang tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19,” tegas Alim Sugiantoro.
Sebatas diketahui, gerbang pintu kelenteng terbesar se-Asia Tenggara itu digembok akibat konflik kepengurusan dua kubu. Yakni, kelompok Alim Sugiantoro dan Tio Eng Bo atau Mardjojo.
Imbas penggembok, ritual sembahyang bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) YM Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1860 ditiadakan, Kamis, (13/8/2020). Selain itu, puluhan umat juga terpaksa menggelar ritual sembahyang bersama juga digelar didepan gerbang atau trotoar TITD Kwan Sing Bio Tuban. (rohman)