Gerindra Tuban Bergejolak, DPP Sudah Tahu Dalang Dibalik Pemicu Konflik Internal Partai

halopantura.com Tuban – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, merespon terkait gejolak yang ada di internal kepengurusan Partai Gerindra Kabupaten Tuban. Bahkan, DPP sudah tahu siapa dalang dibalik pemicu konflik internal partai, tetapi tidak mau menyebut identitasnya.

“Saya sudah tahu siapa dibalik dalang ini semua,” kata Wihadi Wiyanto Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Kamis, (28/1/2021)

Kegaduhan di tubuh partai berlambang kepala burung Garuda itu muncul setelah ada 13 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Tuban mengundurkan diri dari kepengurusan partai. Mereka mundur karena kecewa terkait Surat Keputusan (SK) DPP yakni menunjuk Harry Susanto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Tuban

“Kalau memang mau mundur silahkan mundur, sekalian mundur sebagai kader tidak masalah” kata Wihadi Wiyanto yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Ia mengaku sudah ada rencana untuk mengganti sejumlah pengurus PAC Partai Gerindra Tuban yang tidak produktif. Termasuk, meraka yang saat ini mengundurkan diri juga ada rencana untuk diganti.

“Memang kita sudah ada rencana untuk mengganti PAC yang tidak produktif, dan meraka (PAC yang mundur, red) bisa dikatakan begitu,” terang Wihadi Wiyanto Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Gerindra.

Politikus senior yang sering disapa Wihadi itu menegaskan, keputusan Harry Susanto ditunjuk sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Tuban berdasarkan Surat Keputusan (SK) partai nomor: 11-0817/Ktps/DPP-GERINDRA/2020, sudah bulat. Selanjutnya, kebijakan DPP tersebut harus ditaati dan dijalankan semua kader partai.

“Pengangkatan Ketua DPC  dan DPD itu menjadi kewenangan pusat, dan sebagai kader harus menjalankan keputusan DPP,” tambah Ketua Umum Asosiasi Industri Rekaman Video Indonesia (ASIREVI) periode 2013-2016 itu.

Menurutnya, jika ada kader atau pengurus partai yang tidak patuh terhadap keputusan DPP, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Diantaranya, sanksi pemecatan atau pemberhentian tidak hormat sebagai anggota partai.

“Kalau melawan keputusan partai bisa kena saksi terberat, bisa di pecat. Karena ini perintah partai (DPP) dan sebagai kader harus tunduk,” terang Wihadi anggota dewan yang terpilih dari Dapil Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.

Ia menghimbau kepada semua kader partai untuk tidak terprovokasi oleh manuver sejumlah orang yang tidak bertanggung jawab yang bisa membelah kesolidan partai. Termasuk, siapa orang dibalik dalang pemicu konflik di internal  sudah diketahui, tetapi tidak disebutkan identitasnya.

“Saya himbauan kepada kader lain untuk tidak terprovokasi oleh manuver-manuver dari orang-orang ini. Dan saya tahu siapa dibalik dalang ini semua,” tegas Wihadi.

Pemberian sebelumnya, suhu di internal kepengurusan Partai Gerindra Kabupaten Tuban memanas dan terbelah. Hal itu setelah ada 13 pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Tuban memilih mengundurkan diri dari partai berlambang kepala burung Garuda itu.

Pengunduran diri para pengurus partai itu ditandai dengan pelepasan baju kebesaran partai Gerindra, dilaksanakan di salah satu rumah makan yang ada di Tuban, Kamis, (28/1/2021).

Manuver politik itu muncul setelah adanya pergantian tongkat estafet kepemimpinan DPC Partai Gerindra Kabupaten Tuban. Dimana, jabatan Hj. Tri Astuti selaku Ketua DPC Partai Gerindra Tuban, digantikan Harry Susanto.

“Kita prihatin dengan adanya SK tersebut. Ada 13 PAC dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban yang mengundurkan diri,” ungkap Mu’asyim, Ketua PAC Partai Gerindra Bangilan, Kabupaten Tuban.

Sebanyak 13 PAC yang mundur itu meliputi Kecamatan Palang, Plumpang, Widang, Soko, Grabagan, Rengel, dan Semanding. Kemudian, Kecamatan Tuban Kota, Merakurak, Kerek, Bangilan, Bancar, dan Tambakboyo.

Meraka pun menilai proses keluarnya SK tersebut tidak demokrasi dan muncul secara tiba-tiba. Termasuk, penunjukan Harry Susanto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Tuban dinilai kurang tepat sebab dia bukan kader asli partai.

“Yang menjadi ketua bukan dari unsur kader alias impor tidak jelas siapa itu yang ditunjuk sebagai Ketua DPC Gerindra Tuban, dan (Harry Susanto, red) tidak mempunyai sedikit keringat di Gerindra Tuban,” terang Ketua DPC Partai Gerindra Bangilan. (rohman)

Memanas, dan sejumlah kader melepas baju kebesaran Partai Gerindra karena kecewa. (rohman)

Tinggalkan Balasan