Harga Jual Tembakau Petani Jombang Stabil

halopantura.com Jombang – Harga tembakau hasil produksi petani di Jombang cenderung aman. Harga jual tembakau kualitas baik maupun kurang baik masih dikisaran puluhan ribu rupiah. Meskipun pada akhir Oktober sampai awal November 2022 kondisi cuaca tidak menentu.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang, Tek Diwanto mengatakan saat ini petani tembakau sudah memasuki panen terakhir, meskipun cuaca tidak mendukung tapi harganya masih bagus.

“Untuk harga tembakau janturan kini melambung tinggi,” kata Tek Diwanto kepada wartawan, Jumat (4/11/2022).

Wakil Ketua APTI Jombang ini menyebutkan, untuk harga tembakau Janturan sekarang Rp37 ribu sampai Rp40 ribu perkilogram. Tahun ini janturan mahal, dibanding tahun lalu, begitupun tembakau rajangan.

Untuk rajangan non-gula, rata-rata Rp40 ribu hingga Rp50 ribu perkilogram. Dan jika pakai gula harganya juga ikut stabil di kisaran Rp32 ribu sampai Rp35 ribu rupiah.

“Kalau melihat untuk harga masih terlihat bersahabat, meski kondisi panen kali ini kualitas turun. Dan petani juga tahu kualitas tahun ini kurang bagus, yang menjadi persoalan karena cuaca, sehingga produktivitas juga bakal turun,” terangnya.

Memasuki musim penghujan dan terkadang cuaca panas, membuat para petani tembakau asal Dusun Sekaru, Desa Kauman, Kecamatan Kabuh harus detail merawat proses pengeringan tembakau agar tidak timbul jamur. Sebab itu bisa membuat kualitas tembakau menjadi turun, walaupun untuk harga perkilogramnya masih bersahabat.

Terpisah, salah satunya petani tembakau asal dusun Sekaru, Desa Kauman, Kecamatan Kabuh, Sudi (53) mengatakan dampak cuaca bulan lalu, bisa membuat kualitas tembakau miliknya menurun pada saat proses rajang petikan terakhir.

“Tembakau yang diproses petikan terakhir kali ini, kondisinya tak seperti petikan awal dan banyak yang layu karena hujan. Jadinya ini saya proses jadi irengan, dirajang ditambahi gula,” kata Sudi.

Dijelaskannya, dalam proses penjemuran saat curah hujan tinggi kerap mengalami kendala. Jika tembakau sampai terkena air hujan, akan muncul jamur jika usai proses perajangan.

“Biasanya bagian bawah tembakau yang tengah dijemur berwarna hitam-kecokelatan terdapat warna putih itu jamur, dan ini pengaruhnya ke kualitas pasti turun,” ujar Sudi.

Baca juga : Petani Jombang Manfaatkan Sawah untuk Budidaya Bunga Asoka

Baca juga : Pelajar Tenggelam di Sungai Brantas Jombang Ditemukan Meninggal

Sementara jika kondisi normal, pada saat proses penjemuran membutuhkan waktu dua hari, tapi dimusim hujan paling lama bisa sampai lima harian baru selesai. Sedangkan untuk harga tembakau rajang menurut dia, saat ini cenderung aman.

”Kalau ini kemarin dijual Rp20 ribu per kilogram sebelumnya sempat Rp25 ribu per kilogram. Ya masih mendingan, soalnya ini rajang irengan,” terangnya. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan