Hilang 10 Menit, Dua Pelajar Ditemukan Meninggal Tenggelam di Pemandian Sendang Silowo

halopantura.com Tuban – Dua bocah meninggal dunia akibat tenggelam di tempat pemandian Silowo Ekowisata, Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa siang, (18/5/2021). Lokasi mata air Sendang Silowo ini dikelilingi oleh pohon sagu.

Dua korban meninggal tersebut berinisial BCN (14), seorang pelajar asal Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Tuban. Kemudian JAF (14) merupakan pelajar asal Desa Kinanti, Kecamatan Tambakboyo, Tuban.

“Kedua korban laki-laki, dan telah dievakuasi oleh petugas,” ungkap Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Adhi Makayasa.

Sebelum meninggal, kedua korban bersama dua temannya datang ke lokasi untuk mandi di pemandian wisata Silowo dengan ke dalaman sekitar 2,5 meter. Tak lama berselang, salah satu temannya mengetahui jika kedua korban tidak ada disaat mandi.

“Kemudian selang 10 menit saat mandi, salah satu teman korban tidak melihat kedua teman,” jelas Kasat Reskrim Polres Tuban.

Melihat kondisi tersebut, teman-temannya berusaha mencari korban di sekitar lokasi pemandian wisata yang dikelola desa setempat. Kemudian, ada salah satu warga desa setempat yang memberikan informasi bahwa ada dua bocah yang tenggelam.

“Salah satu warga saat itu mengetahui bahwa ada dua orang yang mandi dan telah meninggal dunia tenggelam di dasar sungai,” terang AKP M Adhi Makayasa.

Mendapat kabar itu, teman korban langsung berusaha minta tolong sejumlah warga dan kejadian tersebut dilaporkan kepada petugas. Mendapatkan laporan petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) datang ke lokasi untuk evakuasi korban.

“Kedua korban tenggelam karena diketahui tidak bisa berenang,” ungkap Yudi Irwanto, Kepala Pelaksana BPBD Tuban.

Lebih lanjut, Yudi menjelaskan selama ini tempat wisata tersebut telah ditutup sementara karena Pandemi Covid-19. Sehingga, saat kejadian tidak ada petugas yang berjaga di tempat wisata yang dikelola menggunakan dana desa.

“Tempat wisata ini sudah lama ditutup akibat pandemi virus Covid19, jadi pada saat kejadian tempat wisata tersebut tidak ada petugas penjaga. Keempat anak tersebut berenang tanpa ijin dari pengurus tempat wisata,” pungkasnya. (rohman)

Tinggalkan Balasan