IDI Jombang Ingatkan Tenaga Kesehatan Patuhi Prosedur Protokol Kesehatan
halopantura.com Jombang – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jombang terus mengingatkan pada Nakes (tenaga kesehatan) agar selalu mengamankan diri baik melalui penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) maupun prosedur tentang pelayanan pasien.
Prosedur layanan itu antara lain mengurangi kontak, mengatur alur pelayanan, melakukan screening pasien resiko COVID-19 rendah, sedang maupun tinggi.
“Dengan mengatur protokol pelayanan, prosedur pelayanan, alur pelayanan melakukan proses screening terus menggunakan APD baik bagi dirinya, staf-nya maupun pasien yang mau berobat tetap harus diperhatikan,” kata ketua IDI Cabang Jombang, dr Achmad Iskandar, Kamis (3/9/2020)
Direktur RSUD Ploso itu mengatakan, hingga saat ini sudah ada 7 nakes yang berdomisili di Kabupaten Jombang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari Jumlah itu, dua di antaranya bertugas di luar daerah.
“Sampai pada hari ini ada 7 orang dokter yang bertugas atau lebih tepatnya yang berdomisili di Kabupaten Jombang yang positif COVID-19, dua di antaranya bertugas di luar kabupaten tapi domisili di Jombang,” katanya.
Dari ketujuh dokter positif corona tersebut, kata Iskandar, satu orang bergejala cukup berat karena ada penyakit penyerta. Namun, saat ini yang bersangkutan sudah sembuh dan membaik. Diduga terpapar dari praktik pribadi yang bersangkutan.
Selain itu, IDI juga menyarankan seorang dokter harus benar-benar menghitung tingkat resiko yang dihadapinya. Jika mempunyai resiko tinggi terpapar COVID-19, disarankan agar tidak praktik layanan dulu.
Jadi maksudnya kalau yang bersangkutan itu posisi usianya sudah diatas 60 tahun kebetulan punya penyakit comorbid misalnya hipertensi, diabet atau penyakit jantung. Kami tidak melarang tapi menyarankan agar tidak praktik dulu seperti itu,” ujarnya.
“Dan kami juga bersurat ke direktur- direktur rumah sakit agar dokter yang menangani langsung COVID-19 itu sesuai dengan imbauan kami tadi. Jadi dari aspek usia, kemudian tidak punya comorbit dan tidak punya penyakit berbahaya dan sebagainya,” lanjutnya.
Iskandar menambahkan sampai pada titik saat ini, pihaknya tidak mendengar adanya keluhan tentang keterbatasan ataupun kesulitan APD. Di bulan Maret sampai Mei lalu, kata dia, masih banyak keluhan, namun Juni hingga sekarang sudah mulai berkurang.
“Pengadaan (APD) terus dilakukan, donasi sudah sebulan terakhir ini mulai berkurang. Alhamdulilah tidak terlalu mengganggu karena posisinya barang di pasaran sudah tersedia,” tandasnya. (fin/roh)