Ini Cara Polisi Tuban Cegah Bahan Peledak Masuk Gereja Jelang Ibadah Natal 2020

halopantura.com Tuban – Anggota Sabhara Polres Tuban melakukan sterilisasi di sejumlah gereja yang akan melaksanakan ibadah tatap muka menjelang Natal 2020, Kamis sore, (24/12/2020).

Sterilisasi itu dimulai anggota dari GKJ jalan Basra – Gereja Santo Petrus dan lainnya. Dimana, belasan anggota dengan dibantu alat detektor dan cermin melakukan penyisiran di halaman hingga masuk ke ruangan altar gereja untuk mencegah adanya benda-benda yang mencurigakan dan bahan peledak sebelum misa malam Natal.

“Kita melakukan giat sterilisasi Gereja di wilayah Kota Tuban, ini kegiatan deteksi dini dengan cara melakukan pemeriksaan di area dan didalam Gereja,” ungkap Kasat Sabhara Polres Tuban, AKP Chakim Amrullah.

Menurutnya, kegiatan ini melibatkan tim Sabhara yang telah dibekali keterampilan dan pengetahuan terkait kegiatan sterilisasi untuk memeriksa tiap-tiap gereja dengan sasaran jika ditemukan barang-barang yang berbahaya atau bahan peledak. Alhasil, dari kegiatan itu tidak ditemukan barang yang mencurigakan.

“Sementara kegiatan ini nihil dan kita berharap situasi aman dan kondusif dan saudara kita bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan aman,” terang mantan Kapolsek Bancar Polres Tuban.

Sementara itu, Romo FX. Otong Setiawan Gereja Santo Petrus, mengaku setiap kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Syarat prokes secara ketat tetap di jaga, seperti pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan,” ungkap Romo FX. Otong Setiawan.

Menurutnya, misa malam Natal di Gereja ini dijadwalkan sebanyak dua kali sebagai antisipasi penyebaran Covid-19. Jemaat bisa mengikuti misa pertama pada pukul 19.00 Wib dan misa kedua jam 20.00 Wib.

“Kita membukakan pelayanan misa dan natal dengan mematuhi aturan prokes,” tambahnya.

Lebih lanjut, Romo FX. Otong Setiawan menghimbau umat yang sudah tua atau berusia diatas 60 tahun dan anak-anak untuk mengikuti misa di rumah. Hal itu dilakukan karena orang tua rentan terhadap penularan Covid-19.

“Yang berusia 60 tahun ke atas dipersilahkan mengikuti misa secara streaming guna mencegah penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (rohman)

Tinggalkan Balasan