Keberadaan Bajaj Tuban Diprotes Paguyuban Angkutan Kota
halopantura.com Tuban – Kebijakan Bupati Tuban H. Fathul Huda yang memperbolehkan angkutan lingkungan (Angling) beroperasi di jalan wilayah Kabupaten Tuban menuai protes dari paguyuban pengemudi dan pemilik angkota kota.
Hal itu dikarena keberadaan angling membuat jumlah penumpang angkutan kota menurun dibadingkan hari biasnya. Bahkan pendapatan sopir angkutan kota setiap harinya ikut menurun dari dampak diperbolehkan Angling beroperasi dengan bebas trayek.
“Keberadaan angling membuat pendapatan kita menurun, karena angkutan itu bebas mengangkut penumpang dari mana pun,” kata Muh Sabri, sopir angkutan kota ketika ditemui di depan Pasar Baru Tuban, Selasa, (7/8/2018).
Angkutan yang menyerupai bajaj itu merupakan program Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban yang dikelola BUMD PT Ronggolawe Sukses Mandiri. Kendaraan itu resmi diperbolehkan beroperasi dijalan sejak akhir bulan Juli 2018 dengan jumlah armada sebanyak 10 bajaj.
“Semoga ada kebijakan baru dari Bupati Tuban agar angkutan kota ini tidak mati akibat adanya Angling,” tambah Muh Sabri.
Dampak Angling, ia mengatakan pendapatan para sopir angkutan kota rata-rata menurun. Biasanya pendapatan bersih buat sopir bisa lebih Rp 60 ribu setiap harinya, tapi sekarang hanya Rp 30 ribu. Sehingga pendapatan itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Menurunya pendapatan itu dikarenakan adanya transportasi online grab dan angling,” terang Muh Sabri warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Kota Tuban.
Hal senada juga disampaikan M Ihsan Hadi, Sekretaris Paguyuban Pengemudi dan Pemilik angkutan kota Lyn A, B, daan C Tuban. Ia mengatakan dengan maraknya kegiatan transportasi online dan angling yang beroperasi di Tuban menimbulkan dampak buat angkutan kota.
“Keberadaan transportasi (online dan angling, red) memberikan dampak yang signifikan terhadap angkutan kota, MPU, dan becak terhadap menurunya jumlah penumpang, dan pendapatan mereka,” ungkap M Ihsan Hadi.
Baca : https://www.halopantura.com/non-trayek-akhirnya-bajaj-tuban-boleh-beroperasi/
Sementara itu, Amin Jaya Direktur Operasional dan Keungan PT Ronggolawe Sukses Mandiri sebagai pengelola Angling, berharap supaya ada sinergi positif antara angling dengan angkutan kota.
Ia mencontohkan dengan keberadaan Angling bisa beroperasi sampai tengah malam yang sementara angkutan kota tidak dapat melayani penumpang pada malam hari. Sehingga dibutuhkan sinergi antara Angling dengan angkutan kota.
“Kemudian Angling ini kan juga bisa masuk ke lokasi-lokasi wisata, dan masuk dalam perkampungan dengan jalan sempit yang tidak mungkin dilalui angkutan kota,” atambah Amin Jaya.
Sebatas diketahui, Investasi 10 armada Angling yang dikelola BUMD PT Ronggolawe Sukses Mandiri mencapai sekitar Rp 600 juta. Sehari driver kendaraan itu diwajibakan setor sebesar Rp 150 ribu kepada pengelola.
Baca : https://www.halopantura.com/investasi-10-bajaj-tuban-capai-rp-600-juta/
Jumlah investasi tersebut disampaikan Direktur Utama PT Ronggolawe Sukses Mandiri, Hadi Karyono Soemodinoto, saat peresmian Angling boleh beroperasi di jalur Tuban pada akhir bulan Juli 2018. (rohman)
[…] Baca : https://www.halopantura.com/keberadaan-bajaj-tuban-diprotes-paguyuban-angkutan-kota/ […]
[…] Baca :https://www.halopantura.com/keberadaan-bajaj-tuban-diprotes-paguyuban-angkutan-kota/ […]