Keributan Dua Istri Berujung Laporan Polisi
halopantura.com Jombang – Keributan dua orang istri dokter di Jombang, Jawa Timur karena suami 2 bulan tidak pulang ke rumah istri muda berujung laporan ke Polisi. Istri muda melaporkan istri tua beserta anaknya ke Polres Jombang atas dugaan tindak pidana pengeroyokan.
Pelapor yakni Ninik Pratiwi (41), warga Perum Graha Yasmin, Kepukembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Pelapor adalah istri sirri ketiga dari dokter bernama Husnu Raji’in.
Berdasarkan laporan polisi nomor: LP-B/56/VI/RES.1.6/2021/RESKRIM/SPKT Polres Jombang Selasa 15 Juni 2021, ada empat orang terlapor, yakni Anjarwati (43), Husnu Raji’in (57), Safira (21) dan Salsa (20).
Informasi yang diperoleh, terlapor Anjarwati merupakan istri siri kedua dokter Husnu Raji’in. Sedangkan terlapor Safira dan Salsa adalah anak mereka berdua.
“Baru kemarin mas (laporannya),” ujar Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Teguh Setiawan yang membenarkan laporan tersebut, Kamis (17/6/2021).
Ninik selaku pelapor mengungkapkan, peristiwa dugaan pengeroyokan tersebut terjadi pada Minggu (13/6/2021) sekitar jam 19.00 WIB di rumah jalan Patimura, Gang II Blok F 35, Desa Sengon, Jombang.
“Saya laporkan ke Polres Jombang pada Selasa (15/6/2021) kemarin,” kata Ninik kepada wartawan, Kamis (17/6/2021).
Ninik menceritakan, sudah 14 tahun dia menikah di bawah tangan dengan dokter Anestesiologi dan dikarunia dua orang anak perempuan. Anak pertama berusia 13 tahun dan kedua umur 10 tahun.
Namun, dua bulan terakhir, suaminya tidak pulang ke rumah sejak bulan April 2021 lalu. Selama itu, kata Ninik anaknya kerap menanyakan ayahnya. Ninik pun terus membohongi anaknya jika ayahnya sedang sibuk pekerjaannya.
“Komunikasi dengan suami hanya lewat telepon saja, nafkah diberi, tapi dia tidak pulang ke rumah. Biasanya dua kali seminggu di rumah,” katanya.
Hingga Minggu (13/6/2021) menjelang Maghrib, ia bersama anaknya yang kecil mendapati sang suami berada di salah satu rumah di Jalan Pattimura, yang ia ketahui itu rumah istri kedua suaminya.
“Saat itu saya perjalanan ke rumah kakak di Pandanwangi. Saat perjalanan, di jalan Pattimura, anak saya melihat abahnya (ayahnya) di depan rumah itu. Saya tidak berhenti dan melanjutkan perjalanan menuju ke rumah kakak karena belum salat Maghrib,” ujarnya.
Selepas magrib, Ninik kembali datang ke tempat suaminya tadi bersama anaknya bermaksud mencari penjelasan karena sudah dua bulan terakhir sang suami tidak pulang dan dicari anaknya.
Pada saat kembali, Ninik mendapati suaminya berjalan arah masuk ke rumah usai salat jamaah di luar rumah. Lantas, Ninik turun dari mobil menghampirinya.
“Pas ketemu, saya bilang sedang dicari anaknya dan saya minta tanggung jawab tidak hanya masalah materi, tetapi kasih sayangnya kepada anak juga. Kalau tidak dipulangi selama 2 bulan, bagaimana kelanjutannya,” ucapnya.
Obrolan di luar rumah saat itu tidak ada titik temu dan suaminya masuk ke dalam rumah. Merasa belum puas, Ninik pun ikut mengejar suaminya hingga sampai ke rumah tersebut. Dan saat itu ada istri keduanya Anjarwati.
“Istri keduanya itu bertanya kenapa ke sini. Saya bilang mencari bapaknya anak-anak. Habis itu suami saya menuju ke ruang tamu,” ucapnya.
“Saya kejar lagi, dan sempat terjadi cekcok. Saya didorong dipintu supaya tidak masuk, tapi saya tetap mberot (memaksa) masuk, akhirnya duduk baik-baik di ruang tamu membahas soal (anak) tadi,” sambungnya.
Rupanya, dalam pertemuan di rumah tersebut masih juga tidak ada titik temu. Bahkan, disebut Ninik, dia adu mulut (cekcok) dengan Anjarwati di ruang tamu lantaran mengolok-olok anaknya. Peristiwa tersebut juga diketahui oleh tetangga sekitar.
“Sampai puncaknya, penganiayaan pas anak saya menangis habis itu si istri keduanya Anjarwati mendorong saya. Anak-anaknya juga ikut sampai saya terdorong jatuh. Saat Jatuhpun saya masih sempat ditonjokin, ditendangin ada anak saya sampai menjerit,” ujarnya.
“Nah terus suami saya ikut bantuin jelongkrongkan (mendorong), tapi yang paling utama itu mbak Anjar sama anak-anaknya itu, saya ditendangi, jatuhpun ditendangin),” Ninik melanjutkan.
Kejadian itu baru berakhir setelah dua orang anak tetangganya datang melerai. Ninik pun pulang ke rumah. Tak terima dengan kejadian itu, Ninik memutuskan untuk melaporkan ke Polres Jombang.
“Ada (Luka) memar 6 titik, di punggung, lengan dan kaki. Dipukul, ditendang, dicakar. Saya tidak melawan,” imbuh Ninik sembari menunjukkan bekas luka lebam di sejumlah titik tubuhnya.
Sementara itu, terlapor Anjarwati mengaku belum mengetahui dirinya dilaporkan oleh pelapor. Sejauh ini, dia belum mendapat panggilan dari polisi.
“Di laporkan apa. Saya belum ada panggilan apa2. Tunggu nnti klo saya SDH ada panggilan,” kata Anjarwati dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp.
Terpisah, Dokter Husnu membenarkan dua bulan terakhir tidak pulang ke rumah istri mudanya. Dia juga tidak membantah Ninik datang ke rumah Anjarwati dan juga bertemu dengan dia. Namun, saat itu tidak ada pengeroyokan.
“Tidak ada pengeroyokan, hanya cekcok saja, saksinya juga banyak. Sebagai warga negara, siap kalau dipanggil polisi untuk dimintai keterangan,” kata Husnu ditemui di RS Pelengkap Jombang. (fin/roh)