Kota Kediri Targetkan Satu Kelurahan Satu Ruang Terbuka Hijau
halopantura.com Kota Kediri – Saat pandemi ketika semua orang termasuk anak-anak harus tinggal di rumah, nyata sekali kebutuhan akan ruang berekspresi. Sebuah tempat yang bisa digunakan oleh anak-anak untuk belajar dan beraktivitas selain hanya memegang gawai.
Mewujudkan kota yang ramah anak merupakan kerja lintas dinas, salah satunya DLHKP Kota Kediri untuk merealisakan salah satu dari 10 program prioritas pembangunan Kota Kediri pada masa kepemimpinan Abdulllah Abu Bakar periode ke-2.
“Prioritas ke-9 dari program kerja Pak Wali yaitu satu kelurahan satu ruang terbuka hijau (RTH), itu menjadi tupoksi kami,” kata Didik Catur, Kepala Dinas DLHKP (Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan) Kota Kediri, Senin (2/11/2020).
Menurut Didik, RTH di tiap kelurahan tidak harus dibayangkan sebagai kawasan luas yang hijau sebab keterbatasan lahan yang ada di Kota Kediri. Apalagi untuk kelurahan yang penduduknya padat sehingga susah untuk mencari ruang sebagai ruang publik.
“Akhirnya kami menyiasati dengan ruang seminimal mungkin tapi tetap punya fungsi untuk ruang publik, khususnya anak-anak. Di tempat itu, anak-anak bisa bermain, belajar, dan orang tua bisa menemani anaknya dengan nyaman,” tambah Didik.
Pemkot membuat RTH di kelurahan ini dengan mendesain ruang bermain dan belajar untuk anak-anak. Menyediakan fasilitas bermain mulai dari prosotan, jungkat-jungkit, dan fasilitas lain yang aman. Arena yang dicat warna-warni sehingga menarik untuk anak-anak.
Tahun 2019, tercatat 8 kelurahan yang sudah merealisasikan RTH tersebut yaitu Betet, Burengan, Dandangan, Gayam, Manisrenggo, Mojoroto, Pakelan, dan Sukorame. Selain itu juga menambahkan RTH di depan Lapangan Gajahmada, Pesantren. Sebelum Covid-19, RTH ini cukup ramai didatangi oleh anak-anak.
“Sebetulnya tahun ini, 2020, kami harusnya mewujudkan 8 RTH di 8 kelurahan dan tahun 2021 menambah 3 RTH. Namun karena anggaran diprioritaskan untuk penanggulangan Covid, maka tidak terealisasi,” tambah Didik.
Harapan Didik, rencana yang tertunda ini bisa diwujudkan tahun depan. Sementara ini, aktivitas yang terkait soal fasilitas publik termasuk taman publik dan RTH ditutup untuk umum untuk mencegah penularan Covid-19.
“Kami terus melakukan pemeliharaan, selain itu juga kesempatan bagi kami untuk mengadakan perbaikan. Misalnya mengecat kursi yang sudah karatan dan lain-lain. Kalau nanti dibuka, sudah siap dan lebih bagus,” tambah Didik. (yud/fin/roh)