Lukisan Gus Dur Bawa Tasbih Duduk di Atas Pisang Dipamerkan di Jombang

halopantura.com Jombang – Pameran lukisan Unity menghadirkan puluhan karya seniman komunitas pelukis (Kopi) Jombang digelar di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, pada Jumat (28/10/2022).

Pameran lukisan yang bertajuk membentang ijo abang itu digelar pada 28 Oktober hingga 1 November 2022 mendatang.

“Pameran ini dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang ke 112,” kata salah satu peserta pameran lukisan, Toby ditemui di lokasi.

Ada puluhan lukisan yang dipajang di dalam aula Disdikbud Kabupaten Jombang. Salah satunya adalah lukisan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Presiden RI ke empat itu duduk di atas buah pisang dengan membawa tasbih. Di sekitar Gus Dur ada ka’bah dan banyak kupu-kupu. Lukisan itu merupakan karya dari Toby.

“Saya membuat lukisan selama kurang lebih empat hari. Lukisan itu aliran realis dekorasi ukurannya 100×100 centimeter,” kata pelukis asal Jombang Kota ini.

Terdapat filosofi tersendiri pada lukisan itu. Toby menjelaskan, bahwa pohon pisang itu berbuah hanya sekali setelah itu mati. Nah, hendaknya jika mencintai Agama, Tuhan, Rasul ataupun kitab cukuplah sekali dalam seumur hidup.

“Jadi kita harus memilih apapun agamanya itu, apapun kitabnya, jadikan satu seumur hidup,” ujar pria yang karyanya pernah dibeli Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan sejumlah pejabat lainnya ini.

Kemudian Gus Dur, ia mengatakan, sosok yang sangat bermanfaat bagi masyarakat ketika masih hidup maupun setelah wafat. Gus Dur adalah orang yang berpegang teguh pada agama sejak lahir hingga wafat.

“Sementara kupu itu menggambarkan indah. Saya gambarkan kupu dengan jumlah 17 itu artinya 17 rakaat,” kata mantan ketua Kopi Jombang ini.

Selain lukisan karya Toby, terpantau ada pula lukisan yang konsep aliran klasik tema suatu perjamuan karya Wagiono. Kemudian ada lukisan kaligrafi, para tokoh pergerakan dan sebagainya.

“Jumlahnya total ada 46 lukisan dengan masing-masing peserta satu lukisan,” ucap Wagiono menambahkan.

Ia mengemukakan, membuat lukisan aliran klasik itu sekitar empat hari. Selama ini, pria yang akrab disapa Kang Wagi ini mengaku awal mulai bisa melukis tanpa belajar alias otodidak.

“Sudah 10 tahun lebih menekuni melukis,” kata pelukis asal Kecamatan Diwek ini.

Baca juga : Sidang Ditunda, Jaksa Tuban Tak Bisa Hadirkan Terdakwa Kasus Penyelewengan Pupuk Subsidi

Baca juga : Sumpah Pemuda 2022, Kalapas Tuban: Momen Kebersamaan Membangun Bangsa

Pameran lukisan bertajuk membentang ijo abang ke 7 tahun itu dibuka oleh Kapolres Jombang, AKBP Moh Nurhidayat bersama Kepala Disdikbud Senen, serta Kepala Bappeda Danang Praptoko, pada Jumat pagi (28/10/2022).

Harga lukisan di sana bervariatif, dari mulai harga jutaan hingga belasan juta rupiah. Untuk karya lukisan Gus Dur di atas pisang, sang pelukis membandrol dengan harga Rp7 juta. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan