Massa Aksi Sebut Aktivitas Ledakan Tambang UTSG Mengganggu Warga

halopantura.com Tuban – Masyarakat yang tinggal di Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, merasa kecewa dengan aktivitas peledakan di kawasan tambang yang dikerjakan pihak PT United Tractors Semen Gresik (UTSG) Tuban. Pasalnya, suara ledakan dan getarannya mengganggu masyarakat setempat.

Kekecewaan itu disuarakan puluhan pemuda dengan cara menggelar aksi demo didepan kantor PT UTSG Tuban, Kamis, (12/3/2020). Dalam aksinya, mereka mengatasnamakan Barisan Warga Koro Bersatu (Barwatu).

“Menghentikan aktifitas peledakan sebelum jam 15.00 Wib. Karena aktifitas peledakan melampaui jam 15.00 Wib dianggap mengganggu warga Koro,” kata Abd. Rohim, Koordinator aksi didepan kantor UTSG Tuban.

Selain itu, massa aksi juga mendesak kepada anak perusahaan PT Semen Indonesia itu untuk membuat surat pernyataan. Salah satu bunyinya, aktivitas peledakan di area tambang tidak boleh melebihi pukul 15.00 Wib.

“Kita meminta PT UTSG membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan aktivitas peledakan melebihi jam 15.00 Wib. Permintaan kita ditolak,” ungkap Koordinator aksi didamping Rudi Wijaya dan Dedi Wibowo.

Menurutnya, warga juga menuntut agar PT UTSG mengeluarkan tanggung jawab sosial atau CSR sesuai amanat Undang-Undang. Serta meminta perusahaan untuk menyingkirkan batu yang sengaja ditaruh oleh PT UTSG untuk menutup jalan penghubung antar Dusun Koro dan Dusun Krajan Pongpongan.

“Batu yang berada dijalan penghubung harus diambil atau disingkirkan oleh perusahaan,” tegas Abd. Rokim.

Massa pun mendesak agar perusahaan bertanggung jawab atas dugaan penyerobotan Tanah Kas Desa (TKD) milik Desa Pongpongan yang terletak di Desa Tobo, Kecamatan Merakurak, Tuban. Lahan tersebut saat ini dijadikan tambang tanah liat oleh PT UTSG.

“Segera menghentikan aktifitas pengerukan tambang tanah liat disana,” ungkap Abd. Rokim.

Dalam aksinya, massa pun sempat diajak mediasi oleh pihak perusahaan. Namun, hasilnya nihil dan tidak ada kata sepekan dari kedua belah pihak tersebut.

“Mediasi tidak ada titik temu,” terang Abd. Rokim.

Sementara itu, terkait persoalan tersebut pihak UTSG masih bungkam untuk memberikan penjelasan. Kemudian, ketika ditanya terkait tuntutan aksi demo, pihak perusahaan juga memberikan keterangan secara singkat.

“Nanti saya kirim ya,” kata Supervisor Social Responsibility (SR) PT UTSG, Widya Winarno, melalui pesan singkat ketika ditanya terkait persoalan demo tersebut.

Hingga berita ini selesai ditulis belum ada konfirmasi resmi dari pihak UTSG terkait gejolak tersebut. (rohman)

Tinggalkan Balasan