Masyarakat Binaan SIG Gotong Royong Buat Masker

halopantura.com Tuban – Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit binaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) beralih membuat masker. Hal itu dilakukan menyusul himbauan pemerintah kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan masker saat keluar rumah guna mencegah penularan virus corona atau covid-19.

Setidaknya ada enam OMS klaster jahit yang saat ini membuat masker untuk memenuhi kebutuhan akan masker di masyarakat ditengah pandemi corona ini. Mereka adalah OMS Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Jama’ah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, IPPNU Desa Margorejo, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang, dan Cindrawasih Desa Kapu.

“Beberapa pekan ini kebutuhan alat pelindung diri masker meningkat karena efek corona. Sehingga masker sangat sulit didapatkan. Untuk itu, OMS binaan Semen Indonesia klaster jahit kita sarankan untuk membuat masker,” terang GM of Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Fardhi Sjahrul Ade, Jumat, (10/4/2020).

Menurutnya, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan membuat masker juga dapat meningkatkan pendapat konveksi binaan perusahaan semen milik Negara tersebut. Namun, Fardhi juga berpesan kepada para OMS pembuat masker untuk menjual produknya sesuai dengan standar yang ada. Sehingga, tidak memberatkan masyarakat yang membeli masker.

“Pembuatan masker ini tidak hanya murni bisnis semata. Namun, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ditengah harga masker yang sangat mahal dan langka,” ungkapnya.

Menurutnya, SIG juga telah memberikan bantuan berupa alat kesehatan dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di wilayah Gresik, Tuban, dan Rembang. Bantuan untuk tenaga medis senilai Rp 1,3 miliar tersebut diharapkan dapat menjamin keamanan tenaga medis dalam memberikan pelayanan optimal ditengah kelangkaan APD dan alat kesehatan lainnya.

“Mari kita bersama-sama untuk menangani wabah corona ini. Dan kita bersama-sama berdoa agar wabah ini segera dapat berakhir,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua OMS IPPNU Desa Margorejo, Deni M, mengatakan kelompoknya saat ini banyak mendapatkan pesanan masker. Pesanan tersebut datang dari berbagai kalangan mulai dari partai politik, pemerintah desa, organisasi masyarakat, dan dari berbagai instansi lainnya.

“Ini kita juga mendapatkan pesanan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban masker batik. Untuk pembuatan masker sendiri rata-rata per hari kita mampu membuat 600 pcs karena keterbatasan tenaga dan mesin,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua OMS Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Siti Mufadhilah. Kelompok yang dia pimpin sebelumnya banyak membuat seragam sekolah, TPQ, dan pakaian pesanan masyarakat sekitar. Untuk saat ini banyak mendapatkan pesanan masker.

“Untuk pesanan masker selain dari daerah sekitar, juga ada yang dari luar kota. Kemarin kita kirim ke Lamongan sebayak 4.000 masker,” tuturnya.

Menurutnya, untuk harga masker buatannya relatif standar mulai harga Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per pcs. Harga tersebut tergantung permintaan dari konsumen mau model dan jenis kainnya seperti apa.

“Untuk kendalanya saat ini pembelian bahannya, banyak toko kain yang tutup dan persediaan kain untuk masker juga banyak yang habis. Karet untuk tali masker kita harus online,” pungkasnya. (mus/roh)

Tinggalkan Balasan