Operasi Industri Hulu Migas, Keselamatan Nelayan Menjadi Prioritas Utama
halopantura.com Lamongan – ExxonMobil Cepu Limited ( EMCL ) bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan ( DKP ) Propinsi Jawa Timur, Kamladu dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI ) Lamongan menggelar Sosialisasi Zona Keselamatan dan Keamanan Kapal FSO Gagak Rimang, di Balai Kantor Kecamatan Paciran, Jalan Daendels KM 60 Kabupaten Lamongan, Rabu, (14/11/2018).
Acara tersebut dikuti oleh sekitar 50 nelayan dari perwakilan 17 Rukun Nelayan HNSI Lamongan dan juga perwakilan HNSI Tuban dan Gresik ini. Bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemahaman masyarakat terhadap adanya area keselamatan terkait kegiatan operasi hulu migas, khususnya kapal floating storage and offloading ( FSO ) yang berada di wilayah perairan laut sekitar 23 kilometer dari pesisir Tuban.
Salah satu pembicara dalam sosialisasi ini yaitu Kasi Pengawasan Laut DKP Provinsi Jatim Nonot Wijayanto. Ia mengatakan, sosialisasi ini diperlukan karena seringkali para nelayan dalam melakukan kegiatan pencarian ikan kurang mempertimbangkan faktor keselamatan, terutama ketika mencari ikan di sekitar kapal pengangkut minyak yang mana sewaktu waktu bisa bergerak untuk proses pemindahan muatan minyak bumi.
“Dengan adanya sosialisasi, diharapkan para nelayan paham tentang adanya zona keamanan yang berada di 500 meter sekitar kapal pengangkut minyak yang sedang beroperasi,” ungkapnya.
Hal sama juga disampaikan pembicara dari perwakilan Lantamal V Surabaya, Peltu Erwan Junaedi, menegaskan bahwa keamanan operasi hulu migas di perairan laut menjadi tanggung jawab bersama. Karena itu merupakan obyek vital nasional yang menopang kebutuhan energi nasional.
“Hasil minyak Lapangan Banyu Urip sebanyak lebih dari 210 ribu barel perhari di tampung oleh FSO Gagak Rimang dan dialir muatkan kepada kapal pengangkut baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor,” ungkapnya.
Pihaknya mendukung kegiatan sosialisasi agar para nelayan dapat mencari ikan dengan maksimal dan industri hulu migas juga dapat beroperasi dengan aman.
Sementara itu, Apriaji, Asistant Mooring Master FSO Gagak Rimang sebagai perwakilan EMCL juga sependapat dan memberikan wawasan keselamatan dan panduan tehnis koordinat zona aman disekitar FSO Gagak Rimang kepada para nelayan yang hadir di acara sosialisasi.
Selain itu, dalam kesempatan acara sosialisasi ini EMCL juga memberikan bantuan 7500 peralatan nelayan kepada HNSI Kabupaten Tuban, Lamongan dan Gresik sebagai bagian dari Program Pengembangan Masyarakat ( PPM ) yang telah mendapat persetujuan SKK Migas. (mus/roh)