Panen Melimpah, Harga Bawang di Nganjuk Anjlok
halopantura.com Nganjuk – Para petani bawang merah di Nganjuk telah mulai memanen tanamannya. Namun, tampaknya tidak merasakan kegembiraan sebagaimana yang diangan-angankan selama ini. Betapa tidak, di musim panen ini, harrga bawang turun drastis. Jangankan impas dengan harga tanam, yang ada petani rugi berkali lipat.
Hermawan (35) petani di Dusun Ngrandu, Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso mengatakan, harga bawang merah turun dikisaran Rp 6 ribu per kilogram.
“Pengepul hanya berani membeli dengan harga Rp 6 ribu per kg. Kami belum bisa melepasnya, karena tidak sebanding dengan biaya operasional yang sudah keluar,” keluhnya.
Meski harganya anjlok, ia mengaku tanaman bawang merahnya cukup bagus. Padahal gangguan cuaca sangat mempengaruhinya.
“Alhamdulillah produktifitas bawang merah kami di musim panen ini dapat terbilang bagus. Dari lahan setengah bahu, bisa menghasilkan bawang merah kurang lebih dua ton. Tetapi pengepul hanya mampu membeli dengan harga Rp 6 ribu per kilogram. Jauh dibawah harga sebelum-sebelumnya,” ujarnya.
Sementara, di Sentra Pasar Sukomoro, Nganjuk harga bawang merah juga terjun bebas hingga 50 persen dari harga sebelumnya. Pedagang mematok harga kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram. Padahal dua minggu sebelumnya tembus Rp 10-11 ribu per kg.
Dimyati, seorang pedagang bawang merah di Pasar Sukomoro mengungkapkan, penurunan harga berlangsung secara terus menerus hingga mencapai harga terendah Rp 5 ribu per kilogram. Setiap harinya harga bawang merah turun antara Rp 200 per kilogram hingga Rp 1000 per kilogram.
“Kita tidak berani kulakan banyak. Karena harganya terus menerus turun. Kita sudah sering rugi banyak,” ucapnya, Kamis (18/1/2018).
Ia mengungkapkan, untuk saat ini, harga bawang merah jenis super kisaran Rp 6 ribu per kilogram dan tergolong paling mahal. Sementara ukuran sedang Rp 5 ribu dan ukuran kecil Rp 3 sampai 4 ribu per kilogram.
“Kalau stok bawang merah melimpah. Belum lagi ditambah kiriman dari luar kota,” kata Ibu Tirah pedagang lainnya.
Baik para petani maupun pedagang berharap pemerintah setempat melalui dinas terkait dapat menstabilkan harga tersebut. Sehingga kembali normal dan tidak ada petani maupun pedagang tidak merasa rugi. (fin/roh)