Pasca Aksi 22 Mei, PSI Diminta Belajar Apa Itu Demokrasi
Jakarta – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menilai, tudingan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bahwa Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo-Sandiaga Uno harus bertanggungjawab terhadap kerusuhan 21-22 Mei sangat tidak berdasar.
Menurut Andre, Prabowo-Sandi sejak awal mengatakan bahwa akan menempuh jalur sesuai dengan konstitusi dan undang-undang yang berlaku dalam memprotes penyelenggaraan Pemilu.
“Ngawur PSI ini, seperti kekurangan informasi, Pak Prabowo dan Bang Sandi sudah berulang kali mengatakan bahwa cara yang ditempuh dalam memperjuangkan hasil Pemilu 2019 tidak akan keluar atau melanggar konstitusi. Itu dikatakan kepada publik,” kata Andre di Jakarta, Kamis dini hari (30/5/2019).
Andre menambahkan, di Indonesia kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum dijamin oleh konstitusi. Hal itu sesuai dengan undang-undang nomor 9 tahun 1998. Jadi sangat salah bila PSI meminta bertanggungjawab hanya karena pendukung Prabowo-Sandi berunjukrasa meminta Bawaslu mengusut kecurangan Pemilu Presiden.
“Memangnya tidak boleh orang berunjukrasa, berdemonstrasi menyampaikan aspirasi. Indonesia negara demokrasi. Kecuali bila PSI berpikiran bahwa Indonesia negara otoriter,” katanya.
Adapun menurut Andre, kerusuhan yang terjadi pada aksi unjukrasa 21 Mei malam serta 22 Mei, merupakan masalah yang berbeda. Massa yang berbuat rusuh berbeda dengan pendukung Prabowo-Sandi yang berunjukrasa pada siang hari.
Malahan menurutnya Prabowo-Sandi berulangkali mengeluarkan imbauan agar pendukungnya berunjukrasa dengan damai. Pada 22 Mei malam, Prabowo bahkan meminta pendukungnya yang masih di lokasi unjukrasa untuk pulang dan beristirahat.
“Pak Prabowo dan Bang Sandi meminta pendukungnya untuk unjukrasa dengan damai dan tidak melanggar hukum. Jadi kenapa harus bertanggung jawab adanya kerusuhan itu,” katanya.
Sebagai partai baru yang tidak lolos ke parlemen, PSI menurut Andre seharusnya belajar mengamati persoalan sehingga tidak salah menarik kesimpulan. Misalnya menurut Andre menyoroti dugaan aksi kekerasan pada kerusuhan tersebut, sehingga menyebabkan 9 orang meninggal.
“PSI belajarlah dulu, apa itu demokrasi, dan bagaimana tugas aparat keamanan dalam menjaga aksi unjukrasa,” pungkasnya. (Muhammad Genanta Saputra)
sumber : https://www.merdeka.com/politik/jubir-prabowo-sandi-psi-belajar-dulu-apa-itu-demokrasi.html