Pasca Warga Borong Mobil, PT Pertamina Mapping Ulang Program CSR Kilang Minyak

halopantura.com Tuban – Ratusan warga Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mendadak jadi miliarder setelah menjual lahannya kepada PT Pertamina untuk kepentingan proyek kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.

Rata-rata warga mendapat uang Rp 8 miliar dari menjual lahannya. Bahkan, mereka juga beramai-ramai memborong mobil mewah dengan harga ratusan juta dan aksi warga itu viral di media sosial (medsos).

Melihat gaya hidup warga Sumurgeneng itu,  PT Pertamina akan kembali melakukan social mapping (pemetaan sosial) terkait program Corporate Social Responsibility (CSR) Kilang Minyak di tahun 2021 ini. Kebijakan itu dilakukan agar program-programnya tepat sasaran kepada penerima.

“Kita akan melakukan mapping ulang,” kata Wiko Taviarto, Project Coordinator NGRR Tuban didampingi Dewi Utami Manager CSR dan SMEPP, Minggu, (21/2/2021).

Ia menjelaskan social mapping program CSR di tahun ini telah dilakukan dengan melibatkan kampus Universitas Airlangga (Unair). Namun, kali ini akan dilakukan mapping ulang dengan melihat pola budaya masyarakat sekitar kilang minyak.

“Kita mapping ulang karena mapping kemarin masih kurang menggali secara mendalam. Kita melakukan perbaikan, jadi update mapping sosialnya,” jelas Wiko Taviarto.

Ia menambahkan kegiatan CSR di tahun ini yang akan diberikan berupa program-program berkelanjutan yang produktif. Jadi bukan program sekali memberikan tetapi melihat atau disesuaikan dengan kemampuan dan potensi masyarakat yang ada di sekitar perusahaan.

“Kita akan melihat potensi dan kemampuan masyarakat, jadi tidak asal mengasih program,” tegasnya.

Pemberian sebelumnya, pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil mewah seharga ratusan juta.

Di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.

“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Gihanto Kades Sumurgeneng yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000 per meter persegi. “Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini,” jelas Kades Sumurgeneng.

Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. (rohman)

Tinggalkan Balasan