Pembebasan Lahan Kilang di Tuban, Jonan Minta Jangan Lewat Pengadilan

halopantura.com Tuban – Rencana pembangunan kilang New Grass Root Refinery (NGRR) patungan Pertamina-Rosneft di Tuban, sampai saat ini masih menemukan persoalan dan kendala. Persoalan yang utama adalah terkait pembahasan lahan sekitar 200 hektar milik warga untuk pembangunan kilang minyak itu.

Untuk mencari solusi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, meminta agar Pertamina kembali menerjunkan tim ke Tuban. Supaya persoalan lahan segera dapat solusi, dan pembangunan kilang segera dilaksanakan.

“Kita minta tim Pertamina kembali turun di Tuban, untuk penjajakan lagi agar persoalan pembebasan lahan milik warga cepat ada solusi,” kata Ignasius Jonan ketika berada di Tuban, Selasa, (13/11/2018).

Menurutnya, sejauh ini perkembangan untuk pembangunan kilang rosneft di Tuban masih ada kendala tentang pengadaan lahan milik warga yang tidak mudah. Walupun pemerintah sendiri tetap cenderung ingin di bangun di Tuban.

“Target segera selesai (terkait persoalan pengadaan lahan,red) karena kita sudah menunggu lama, sudah tiga tahun,” ungkap Jonan panggilan akrab Menteri ESDM.

Jonan juga meminta agar persoalan pembebasan tanah milik warga dirunding dengan baik-baik tidak perlu menggunakan jalur Pengadilan. Sebab, nanti persoalan itu semakin lama prosesnya.

“Kita juga meminta agar persoalan itu bisa dirunding dengan baik-baik, tidak usah lewat jalur Pengadilan karena nanti prosesnya panjang,” tegas Jonan.

Sebetas diketahui, lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan kilang rosneft di Tuban sekitar seluas 800 hektar. Di rencana lokasi yang akan dibangun kilang ada lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan milik masyarakat.

Kilang minyak Tuban itu nantinya memiliki kapasitas produksi 300 ribu barel per hari. Perencanaan pembangunan kilang minyak Tuban akan menggunakan konfigurasi petrokimia (terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama).

Dimana, Pembangunan kilang Tuban oleh Pertamina dan Rosneft diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 15 Miliar. (rohman)

Tinggalkan Balasan