Pemkot Kediri Fasilitasi Pelatihan Barista Gratis
halopantura.com Kota Kediri – Pemkot Kediri melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Tenaga Kerja (Dinkop UMTK) menyelenggarakan pelatihan Barista (seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan, red). Pelatihan itu dilaksanakan selama 20 hari, mulai Rabu 11 November 2020 bertempat di LPK Progres Kota Kediri.
Pelatihan barista ini diikuti oleh 60 orang peserta yang terseleksi dari 450 peserta yang mendaftar.
“Kami memprioritaskan para pencaker yang sudah diseleksi. Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak tenaga ahli di Kota Kediri serta membekali keterampilan kepada para angkatan kerja,” kata Basuki, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja (PTK) Dinkop UMTK Kota Kediri.
Basuki mengatakan, Pemkot Kediri masih kurang tenaga ahli khususnya dalam hal kopi. Harapannya dengan pelatihan ini akan mencetak tenaga kerja ahli yang bisa menjadi narasumber jika ada pelatihan. Selain itu juga membekali para pencaker (pencari kerja) dengan keterampilan sehingga tidak mencari kerja tetapi bisa membuka lapangan kerja bagi diri sendiri dan juga orang lain.
“Dari pelatihan ini akan diuji dan mendapatkan sertifikat. 10 peringkat terbaik akan saya ikutkan pelatihan lanjutan tahun depan sehingga menjadi barista yang betul-betul ahli dengan sertifikat nasional,” tambah Basuki.
Peserta yang mengikuti pelatihan rata-rata berumur 20-30an. Mereka sebelumnya mendaftar terlebih dahulu melalui pengumuman IG Pemkot Kediri. Sejumlah 450 peserta mendaftar kemudian diseleksi menjadi 60 orang.
Pada saat pelatihan, para peserta menerapkan protokol kesehatan mulai dari cuci tangan, mengenakan masker, dan face shield selama pelatihan. Sebagai pemateri mendatangkan barista dari Hotel Grand Surya, Aditya, yang memberikan materi tentang kopi dan praktik meracik kopi.
“Saya kesehariannya ternak ikan dan jadi seniman tato dan suka ngopi. Saya ikut biar tambah ilmu baru dan pingin jadi barista,” kata Nico Fabio, Rivaldo, warga Banjaran, Kecamatan Kota.
Rata-rata peserta yang ikut memang pecinta kopi. Beberapa sudah mengelola kedai kopi meski bukan miliknya. Sebagaimana Ida Royani (33), mengelola kedai kopi milik kakaknya. Ia merasa keterampilan meracik kopinya masih kurang sehingga ikut mendaftar pelatihan. (yud/fin/roh)