Pemkot Kediri Fungsikan Gedung Poltek Jadi Ruang Observasi Covid-19
halopantura.com Kota Kediri – Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar meninjau persiapan ruang observasi yang bertempat di Gedung Kampus I Politeknik Kediri, Kamis (2/4/2020). Ruang observasi ini diperuntukkan bagi warga Kota Kediri yang menjadi pekerja migran atau orang-orang dari daerah epicentrum. Saat meninjau Walikota Kediri didampingi oleh Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu dan beberapa Kepala OPD terkait.
Di ruang observasi ini telah disiapkan 8 ruangan dengan kapasitas kurang lebih 50 bed. Selain itu di ruang observasi ini juga terdapat kurang lebih 15 kamar mandi yang siap untuk digunakan. Ada pula fasilitas tempat cuci tangan yang ada di ruang observasi.
Walikota Kediri menjelaskan nantinya warga Kota Kediri yang menjadi pekerja migran atau warga yang datang ke Kota Kediri akan di karantina selama 14 hari di ruang observasi.
“Kalau sehat boleh kembali ke masyarakat kalau ada gejala langsung dikirim ke rumah sakit. Jadi kita akan ambil tindakan tegas bagi masyarakat Kota Kediri yang datang kesini. Kita akan cek dulu disini,” ujarnya.
Kedepan, Walikota Kediri mengatakan bus harus menurunkan penumpang di terminal. “Bus sudah tidak boleh lagi menurunkan penumpang sembarangan. Saya minta kepada seluruh masyarakat taati aturan, instruksi yang telah diberikan pemerintah untuk keselamatan seluruh masyarakat Kota Kediri,” ungkapnya.
Sementara, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar terus menghimbau agar masyarakat tetap berada di rumah demi memutus penyebaran virus Covid-19. Kalaupun harus melakukan aktivitas di luar rumah, warga diminta untuk menggunakan masker kain.
Sementara untuk masker medis hanya digunakan untuk petugas medis dan paramedis. Hal ini disampaikan saat melakukan video conference bersama awak media, Rabu (1/4) petang.
Pada kesempatan tersebut, Walikota yang akrab disapa Mas Abu ini, juga menyampaikan perkembangan persebaran covid-19 di Kota Kediri. Saat ini kembali terkonfirmasi positif bertambah satu atau disebut Kasus Kedirikota 2, yang bertempat tinggal di Kelurahan Balowerti dan saat ini menjalani perawatan di RS Simpang Lima Gumul (SLG).
“Kita sudah lakukan tracing dan seluruh keluarganya dilakukan pengetesan dengan rapid test dan hasilnya negatif. Juga dari Kasus Kedirikota 1 yang ada di Permata Jingga seluruh keluarganya juga kita rapid test dan hasilnya negatif,” ujarnya.
Demikian Mas Abu menjelaskan, dengan adanya konfirmasi positif di Kelurahan Balowerti Pemerintah Kota Kediri akan melakukan isolasi mandiri dalam pengawasan. Untuk akses keluar masuk akan dibuat satu pintu. Saat ini untuk karantina wilayah harus izin ke pusat.
“Kalau yang harus bekerja tetap kita bolehkan tapi harus dicatat keluar masuknya. Ketersediaan pangan sudah kita sediakan. Kita membantu supaya kebutuhan mereka terpenuhi. Kalorinya cukup,” jelasnya.
Lalu untuk dampak ekonomi Kota Kediri dengan adanya pandemi corona, Mas Abu menjelaskan ekonomi pasti melambat. Namun nanti akan ada fase recovery untuk perekonomian.
“Nanti akan kita bangun bersama-sama. Warga kita ajak juga untuk membangun perekonomian. Tapi untuk saat ini kita harus sabar,” ungkapnya.
Sementara menanggapi pertanyaan mengenai rapid test masal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima mengatakan Pemerintah Kota Kediri belum melakukan karena rapid test ini idealnya untuk tracing .
“Mengingat kebutuhan begitu banyak dan persediaannya terbatas rapid test tidak dilakukan secara masal tapi diperkuat tracing nya. Prioritasnya adalah tenaga medis yang merawat pasien positif covid-19, pasien dalam pengawasan, orang dalam pemantauan dan orang-orang yang kontak erat beresiko rendah,” jelasnya.
Kemudian untuk alat pelindung diri (APD) dan keadaan tenaga medis di Kota Kediri, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri menjelaskan bahwa untuk APD di awal-awal memang kosong namun untuk saat ini pengiriman lancar dan cukup. Serta untuk tenaga medis, aman dan terkendali. Kelelahan dan psikis bisa teratasi berkat dukungan yang luar biasa dari masyarakat Kota Kediri. (yud/roh)