Penanganan Corona, Pemkab Sumenep Siapkan Anggaran Rp 2,5 M
halopantura.com Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menyiapkan dana sebesar Rp 2,5 miliar untuk penanganan sekaligus antisipasi penyebaran virus corona atau covid-19. Selain itu, Pemkab setempat juga membentuk tim khusus untuk mempersiapkan langkah-langkah preventif penyebaran virus yang sudah menyebar di seluruh dunia.
“Kami juga mempersiapkan Rp 2,5 miliar untuk antisipasi covid-19. Dan kami akan koordinasi dengan DPRD karena ini mendahulu Perubahan APBD,” kata Bupati Sumenep, A Busyro Karim, Rabu, (18/3/2020).
Menurut Busyro, tim khusus yang dibentuk tersebut, tidak hanya tersebar di skala Rumah Sakit saja, akan tetapi juga di pusat kesehatan masyarakat (Puskemas). Bupati juga menghimbau agar masyarakat setempat tidak perlu takut menghadapi virus yang penyebarannya melalui udara tersebut.
“Saya tegaskan, pada saat ini bersama Forkopimda ingin menyatakan bahwasanya Sumenep ini saya kira tidak perlu ada rasa takut yang berlebihan. Karena kami semua Forkopimda siap untuk mengantisipasi itu semua,” tegas Busyro.
Sementara itu, Ketua Tim Kewaspadaan Covid-19 RSUDMA, dr Andri Dwi Wahyudi, menyatakan, dari beberapa pemeriksaan medis terhadap pasien, dinyatakan negatif corona.
“Seperti satu pasien dalam pemantauan karena kekurangan cairan, statusnya ia dari luar negeri, hanya dilakukan rawat jalan, kedua dari luar negeri yang memang punya riwayat penyakit dan ketiga itu status pasien biasa, yang dirujuk ke Surabaya karena gejala penyakit radang paru-paru, tapi bukan Covid-19,” jelasnya.
Dia menambahkan, virus corona yang diwaspadai hari ini adalah Covid-19, bukan corona secara umum. Karena terdapat lima kategori dalam kewaspadaan Covid-19. Pertama, orang sehat beresiko, sehingga diperlukan pemeriksaan.
Kedua, orang dalam pemantauan (ODP), yakni orang yang sedang batuk, pilek, dan demam. Penderita tersebut masih bisa rawat jalan. Yang ketiga, pasien dalam pengawasan (PDP), pasien yang dilengkapi hasil rontgen dan harus dirujuk ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah khusus Covid-19.
Lalu keempat, sakit tapi bukan Covid-19. Seperti salah seorang pasiennya yang dirujuk ke Surabaya. Dan yang terakhir terkonfirmasi, pasien yang masuk kategori terakhir inilah yang kemudian disebut positif Covid-19.
“Jadi harus ada kesamaan persepsi bahwa Pandemi virus corona yang saat ini kita hadapi adalah Covid-19 bukan corona secara umum, makan ada tingkatan kewaspadaan-nya,” pungkasnya. (luf/fin/roh)