Pengurus Pusat MATAKIN Puji Semangat Kelenteng Tuban dalam Menjaga Toleransi
halopantura.com Tuban – Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), menyatakan keberadaan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban memiliki semangat yang besar dalam menjaga toleransi antar umat beragama.
Hal itu disampaikan Ws. Budi Suniarto Ketua Harian Pengurus Pusat MATAKIN, usai mengikuti kebaktian bersama umat Khonghucu di Kelenteng Tuban, Minggu malam, (14/11/2021).
“Kita tahu Kelenteng Tuban ini punya semangat yang besar,” tegas Ws.Budi Suniarto ketika berada di Kelenteng yang berada di jalan RE Martadinata Tuban.
Dengan semangat itu, ia berharap mudah-mudahan dengan kebaktian di kelenteng ini menjadi suar (isyarat, red) bagi perkembangan Agama Khonghucu, terutama di Jawa Timur. Serta bisa diikuti kelenteng-kelenteng lainnya untuk kemajuan Agama Khonghucu yang selalu menjunjung tinggi ajaran leluhur.
“Kelenteng Tuban adalah kelenteng ternama dan tersohor, dan kiranya ini bisa di ikuti oleh umat-umat kita di kelenteng-kelenteng lain, karena kita semua umat Khonghucu yang menjunjung tinggi ajaran leluhur,” jelasnya.
Kebaktian tersebut juga dihadiri Xs. Ir. Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Umum Dewan Rohaniwan (Deroh) pengurus pusat dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), dan sejumlah tokoh-tokoh Khonghucu luar Kabupaten Tuban.
Kegiatan tersebut menerapkan disiplin protokol (prokes) sesuai anjuran pemerintah sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Termasuk, di sela-sela acara juga dilakukan pembagian 300 paket beras kepada masyarakat kurang mampu, dhuafa, dan lainnya.
“Kita juga melakukan baksos beras 300 paket, setiap paket 5 kilogram,” ungkap Alim Sugiantoro Ketua Penilik Domisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban.
Menurutnya, kebaktian bersama ini juga dalam rangka untuk menjaga keakraban antar umat dan umat beragama. Dimana, kemarin umat Buddha habis merayakan HUT Se Mien Fo di TITD Kwan Sing Bio Tuban, Selasa, 9 November 2021.
“Ini juga demi keakraban umat beragama di TITD Kwan Sing Bio Tuban, kemarin untuk Buddha, sekarang Khonghucu. Kita memang harus sinergi antar umat beragama, dan saling menghormati,” tegas Tokoh Khonghucu itu.
Lebih lanjut, Alim Sugiantoro kembali mengungkapkan perbedaan pendapat dan keyakinan di kelenteng ini tidak menjadi persoalan. Namun, semuanya harus saling menghormati setiap perbedaan dan saling menjaga kerukunan.
“Silahkan yang beda, tapi kita harus saling menghormati bersama,” pungkasnya. (rohman)