Petani Jombang Manfaatkan Sawah untuk Budidaya Bunga Asoka
halopantura.com Jombang – Lahan sawah yang lekat dengan pemanfaatan pertanian pangan, kini bisa untuk budidaya bunga. Seperti yang dilakukan Abdul Syukur, petani warga Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang yang memanfaatkan lahan sawahnya jadi penghasil uang dari budidaya bunga Asoka.
Di atas lahan seluas kurang lebih 2.000 meter persegi aneka bunga warna warni mencolok mata. Pasalnya, di sekitar lokasi tampak tanaman pangan seperti padi, jagung, sayur-mayur aneka jenis.
“Saya ubah sawah ini sejak tahun 2010 lalu,” kata Syukur saat dijumpai wartawan di sela-sela menata rumpun-rumpun bunga, Kamis (3/11/2022).
Inspirasi menanam bunga Asoka berawal dari minimnya hasil dari sawah untuk tanaman palawija. Sementara, untuk biaya produksi, mulai dari bibit, pemupukan sampai perawatan terlalu tinggi.
“Dulu hasil panen saya kurang saat menanam palawija. Ongkos tanam mahal hasilnya kurang maksimal,” kata bapak dua anak ini.
Berbekal dari pengalaman pernah membuat usaha budidaya bunga Asoka, dirinya pun memberanikan mengubah bertani palawija ke budidaya bunga Asoka.
“Jadi saya memilih bunga asoka ini. Karena memang perawatannya juga mudah,” ungkap pria asal Kota Batu tersebut.
Budidaya bunga Asoka tidaklah terlalu sulit. Syukur menjelaskan, indukan bunga Asoka dipotong batang, kemudian bibit ditaruh dalam polybag hingga bersemi. Bahkan, pupuk yang digunakan hanya menggunakan pupuk kandang alami ditambah dengan NPK sedikit.
Tidak butuh perawatan khusus. Menurutnya, bunga dengan nama ilmiah Saraca Asoka itu cukup kuat terhadap cuaca apapun dan tahan terhadap serangan penyakit.
“Setelah usia 4 bulan baru bisa dijual, Intinya sangat mudah merawat bunga asoka ini,” Kata Syukur.
Baca juga : Paripurna Gagal, Hubungan Bupati dengan DPRD Tuban Sedang Tidak Baik-baik Saja
Baca juga : Jumpa Pers, NU Tuding Pemkab Tuban Hilangkan Aset Tempat Ibadah dan Tagline Bumi Wali
Harga jual tidak merogoh kocek yang terlalu dalam. Satu polybag, dihargai Rp2.500 hingga Rp3.000. Untuk pembeli sudah banyak, ada dari Surabaya, Kediri dan paling jauh dari Kalimantan. Dalam satu bulan, Syukur mengaku meraup uang sebesar Rp10 juta.
“Alhamdullilah lebih menguntungkan menamam bunga dibandingkan palawija,” kata Syukur menutup. (fin/roh)