Petani Melon Curhat ke Khofifah, Keluhkan Permodalan dan Asuransi
halopantura.com Tuban – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menghadiri festival melon di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Sabtu, (11/5/2019). Dihadapan Gubernur petani mengeluh terkait permodalan untuk usaha budidaya melon.
“Petani ada masalah dana dan permodalan. Karena rata-rata petani pinjam modal ke bank konvensional dan bunganya sangat tinggi,” kata Hadi Iksan salah satu petani di hadapan Gubernur Jatim.
Menurutnya, bantuan permodalan itu sangat penting bagi petani karena tingginya biaya budidaya melon. Dengan harapan modal yang dipinjamkan memiliki bunga yang ringan buat petani.
“Kita berharap ada bantuan modal dengan bunga 0,4 persen, kalau bisa nol rupiah,” ungkap Iksan Hadi.
Selain itu, ia juga mengeluh belum adanya asuransi buat petani holtikultura melon. Asuransi itu sangat penting bagi petani jika ada gagal panen disebabkan banjir sehingga petani tidak terlalu menanggung rugi banyak.
“Kita minta adanya asuransi, kalau tanaman padi sudah ada, asuransi buat petani melon sangat penting jika ada kendala gagal panen,” katanya.
Tak hanya itu, para petani juga minta ada pendamping dari Pemerintah agar meningkatkan hasil panen. Sebab, sejauh ini belum ada pendamping dari pemerintah.
“Kita minta pemerintahan Tuban mendampingi kita untuk meningkatkan hasil panen. Saat ini petani berjalan sendiri. Modal sendiri, risiko sendiri. Kalau ada pendamping dari Pemkab bisa tenang,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jatim meminta agar petani melon memanfaatkan program dari bank UMKM Jatim untuk pinjam modal usaha. Karena ada bunga yang ringan atau rendah buat petani.
“Ada bank UMKM Jatim yang bunganya lebih rendah lagi capai 6 persen pertahun, gak sampai 0,4 perbulan, dan itu bisa di akses. Terkait asuransi ke Pemkab,” kata Khofifah panggilan akrabnya.
Khofifah juga mengajak para petani melon agar terus meningkatkan produksi buah melon dengan cara membuat inovasi. Seperti membentuk beberapa varian melon dari bulat menjadi kotak maupun lonjong.
“Melon tidak harus bulat, tapi tampilnya juga perlu disesuaikan dengan permintaan konsumen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial itu meminta agar para petani Tuban meningkatkan kualitas rasa melon. Karena di Tuban bisa menjadi sentral budidaya melon yang dapat mempercepat kesejahatara.
“Ini salah satu ikhtiar kami (budidaya melon,red) dalam percepatan kesejahteraan untuk menurunkan kemiskinan pedesaan di Jatim,” pungkasnya. (rohman)