Pileg 2019, Golkar Tuban Ingin Kembalikan Kejayaan Partai

halopantura.com Tuban – Tercatat selama dua periode partai Golkar Tuban gagal mengantarkan kader terbaiknya untuk duduk sebagai orang nomor satu di Bumi Wali Tuban.

Berpengalaman itu, Golkar saat ini mulai membangun komunikasi secara intensif kepada masyarakat Tuban sampai lapisan paling bawah. Kondisi itu dilakukan agar partai berlambang beringin itu menjadi partai pemenang di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, khususnya di wilayah Tuban.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD Golkar Kabupaten Tuban Adiya Halindra Faridzki, ketika menghadiri pengambilan sumpah pergantian antar waktu (PAW) dua anggota DPRD Tuban dari partai Golkar di gedung dewan setempat, Selasa, (4/12/2018).

“Saya tidak mau target jumlah kursi, tetapi target saya ketua DPR-nya harus dari partai Golkar, dan golkar jadi pemenang di Pileg 2019 mendatang,” tambah Adiya Halindra Faridzki.

Tak hanya membidik posisi ketua dewan, pada Pilkada Tuban 2020 mendatang, partai Golkar juga memiliki ambisi untuk meraih kemenangan dengan mengantarkan Ketua DPD Golkar Tuban untuk menjadi Bupati Tuban pada periode berikutnya.

“Pilkada berikutnya saya maju sebagai calon Bupati Tuban, dan siapa yang menjadi pesaing besuk tidak menjadi masalah selama untuk kebaikan Kabupaten Tuban, dan saya yakin mampu,” ungkap Lindra putra mantan bupati Tuban Haeny Relawati Rini Widyastuti.

Selain itu, ia mengatakan partai golkar saat ini juga membawa visi untuk mengembalikan kejayaan Golkar Tuban seperti era mantan bupati Haeny. Karena sosok pemimpin Heny seperti mutiara yang mulai bersinar.

“Ibu (Haeny, red) sebuah mutiara yang tertutup oleh debu jamannya dulu, sekarang mulai memancarkan sinarnya. Itulah salah satu pemimpin yang berhasil di Kabupaten Tuban, penerusnya ya anak nya,” tegas Lendra didampingi Kristiawan Ketua Fraksi Partai Golkar Keadilan Sejahtera DPRD Tuban.

Sebatas diketahui, Pilkada Tuban 2011 silam,  Haeny bukan maju sebagai calon bupati, namun sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Kristiawan. Ia ditetapkan oleh KPU sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Tuban periode 2011-2016.

Dalam Pilkada itu, kader golkar harus mengakui keunggulan pasangan Fathul Huda—Noor Nahar Husein yang didukung PKB, Gerindra, PPP dan PBB. Pasangan Huda-Noor saat itu dipercaya rakyat Tuban sebagai Bupati dan Wakil Bupati.

Selanjutnya, pil pahit kembali dirasakan partai golkar dengan tidak mampu mengantarkan kadernya untuk maju sebagai bakal calon Bupati pada Pilkada 2016. Karena ada konflik dualisme kepemimpinan di dalam tubuh Partai Golkar saat itu. (rohman)

Tinggalkan Balasan