Polemik Gerindra Tuban, Wihadi Sebut Keder Pembuat Kegaduhan Tinggal Tunggu Nasib
halopantura.com Tuban – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, mengklaim kegaduhan yang ada di internal DPC Partai Gerindra Kabupaten Tuban, sudah selesai dan berakhir.
“Polemik di internal sudah selesai,” kata Wihadi Wiyanto Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, usai menghadiri konsolidasi kader dan pengukuhan pengurus DPC Partai Gerindra Tuban di salah satu rumah makan yang ada di Tuban, Rabu, (3/2/2021).
Manuver kegaduhan itu muncul setelah ada 13 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra di Kabupaten Tuban mengundurkan diri dari kepengurusan, pada Kamis, (28/1/2021). Mereka mundur karena kecewa terkait Surat Keputusan (SK) DPP yakni menunjuk Harry Susanto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Tuban.
“Sudah tidak ada polemik, sekarang kita telah melakukan konsolidasi, semua solid,” tambah Wihadi Wiyanto Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Gerindra.
Wihadi panggilan akrab politis senior partai Gerindra itu menjelaskan, kemarin pengurus lama dan baru sudah bertemu. Sehingga sampai saat ini kegaduhan di internal partai sudah tidak ada lagi. Termasuk, kader yang membuat kegaduhan di internal tentunya ada sanksi sesuai mekanisme partai, dan mereka menunggu nasib saja.
“Kalau kamu tanya nasib (orang-orang yang buat gaduh, red) ya menunggu nasib. karena kita juga tidak tahu besok nasibnya gimana,” tegas Wihadi yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Kehormatan atau Mahkamah Partai Gerindra.
Politisi kelahiran Bojonegoro itu membeberkan, sesuai mekanisme partai, jika ada pelanggaran maka akan dibawa ke Mahkamah Partai sebagai solusi. Namun begitu, dirinya masih mengumpulkan sejumlah bukti dan data-data terkait kekisruhan yang ada di internal Gerindra Tuban.
“Apa yang sudah terjadi kemarin (13 PAC mundur, red) kita data dulu. Kita menggumpal pendataan yang kuat, data-datanya tidak hanya dari media, tapi dari internal juga akan dilakukan,” terang Wihadi anggota DPR RI yang terpilih dari Dapil Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.
Lebih lanjut, DPP Partai Gerindra telah mengetahui siapa aktor intelektual dibalik kegaduhan di internal Gerindra Tuban. Namun begitu, dirinya tidak mau menyebutkan identitas kader yang dimaksud.
“Kamu sudah tahu juga, kok tanya saya,” ungkap Wihadi menjawab pertanyaan wartawan terkait dalang dibalik kegaduhan Gerindra Tuban.
Sebatas diketahui, suhu di internal Gerindra Kabupaten Tuban memanas setelah ada 13 pengurus PAC yang memilih mengundurkan diri dari partai berlambang kepala burung Garuda itu.
Pengunduran diri para pengurus partai itu ditandai dengan pelepasan baju kebesaran partai Gerindra, dilaksanakan di salah satu rumah makan yang ada di Tuban, Kamis, (28/1/2021).
Sebanyak 13 PAC yang mundur itu meliputi Kecamatan Palang, Plumpang, Widang, Soko, Grabagan, Rengel, dan Semanding. Kemudian, Kecamatan Tuban Kota, Merakurak, Kerek, Bangilan, Bancar, dan Tambakboyo.
Meraka pun menilai proses keluarnya SK tersebut tidak demokrasi dan muncul secara tiba-tiba. Termasuk, penunjukan Harry Susanto sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Tuban dinilai kurang tepat sebab dia bukan kader asli partai.
“Yang menjadi ketua bukan dari unsur kader alias impor tidak jelas siapa itu yang ditunjuk sebagai Ketua DPC Gerindra Tuban, dan (Harry Susanto, red) tidak mempunyai sedikit keringat di Gerindra Tuban,” terang Ketua DPC Partai Gerindra Bangilan. (rohman)