Polemik “Kelahiran” Patung Dewa Klenteng Tuban Mau Dibawa Kemana!
halopantura.com Tuban – Masyarakat luas dibuat takjub dengan bangunan maha karya berupa patung Dewa Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen yang berdiri kokoh di halaman Klenteng Tuban. Bahkan patung yang memiliki ketinggian 30,4 meter itu masuk rekor MURI 2017 dan diresmikan oleh tokoh politik Zulkifli Hasan, Ketua MPR.
Namun dibalik itu, terkuak fakta bahwa patung itu belum mengantongo izin resmi bangunan dari Pemkab Tuban. Temua itu membuat polemik di kalangan masyarakat, serta keberadaan patung kontroversial itu menjadi viral di media sosial (medsos).
Berbagai elemen masyarakat saling memberikan komentar terkait keberadaa patung yang dibangun dengan dana Rp 1,5 miliar tersebut. Bahkan ada yang menginginkan keberadaan patung itu dibongkar dikarenakan bermasalah. Tetapi ada pula yang menginginkan patung itu tetap berdiri kokoh sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.
Tetapi perlu diketahui dibalik itu semua, para pembaca harus bisa jeli dalam menyikapi keberadaan patung itu. Jangan sampai menimbulkan konflik SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) yang dapat mengancam keutuhan bangsa tercinta ini.
Terlebih kita juga dituntut untuk bijak dalam mengadapai persoalan itu. Dikarenakan, apakah itu bagian dari skenario panjang yang dilakukan pihak-pihak tertentu atau golongan yang ingin membelah persatuan bangsa. Sebab dalam waktu dekat Jawa Timur akan memiliki gawe besar yakni Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Karena isu itu tidak hanya menyedot masyarakat Tuban saja, tetapi tokoh- tokoh Jatim dan luar daerah juga mulai iku andil dalam “membumbui” polemik keberadaan patung. Sehingga persoalan itu perlu ditangani dengan bijak yang nantinya tidak menimbulkan persoalan yang semakin panjang.
Kita juga sangan mendukung langkah cepat yang dilakukan Pemkab Tuban dengan menggelar pertemuan tertutup antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban. Peremua itu dengan maksud agar persoalan cepat selesai dan lahir rekomendasi untuk menyikapi patung Klenteng tersebut.
Sementara itu, inisiatif pengurus Klenteng Tuban juga terlihat baik untuk meredam polemik dengan menutupi patung menggunakan kain putih. Upaya itu diakui pengurus Klenteng untuk menciptakan Tuban kondusif dan aman.
Baca : https://www.halopantura.com/patung-dewa-klenteng-tuban-ditutup-dengan-kain-putih-1-200-meter/
Setelah patung sukses ditutup kain, ternyata masih banyak terjadi perdebatan di media sosial. Berbagai tanggapan dari nitizen mewarnai proses penutupan patung itu. Tanggapan pro dan konta terlihat seusai patung itu ditutup.
Melihat fenomena itu perlu menjadi perhatian serius buat pemangku kebijakan dalam mengambil sikap. Sehingga persoalan itu cepat selesai dengan baik dan damai untuk kebaikan bersama.
Terlebih jangan sampai keutuhan bangsa ini terganggu diakibatkan persoalan itu. (redaksi)
Seharus nya phk klenteng juga membuat patung ronggolawe, gajah mada dg tinggi yg sama.heheheh