Politisi PKB Ratna Juwita Singgung Etika Politik Dinasti
halopantura.com Tuban – Hj. Ratna Juwita Sari, Anggota DPR RI memberikan pandangan terkait isu politik dinasti yang tengah menjadi perbincangan hangat dalam Pemilu 2024. Ia mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut selama keberadaannya bermanfaat buat masyarakat.
“Selama itu bermanfaat untuk masyarakat dan tidak mencederai nilai-nilai konstitusi, saya pikir tidak masalah,” ungkap Hj. Ratna Juwita Sari usai bersilaturahmi bersama wartawan Tuban, Rabu (20/12/2023).
Namun begitu, politisi senior asal PKB itu menyebut politik dinasti akan menjadi salah apabila dinasti ini dilanggengkan hanya untuk merebut kekuasaan dan mengindahkan etika-etika dalam berpolitik. Oleh sebab itu, jika keberadaannya seperti itu dan menabrak konstitusi maka perlu di lawan.
“Kalau gak ada aturan yang ditabrak ya boleh. Tapi kalau mengorbankan nilai-nilai konstitusi, apalagi demi mempertahankan kekuasaan ya kita lawan,” tegas istri Ketua KONI Tuban Mirza Ali Manshur itu.
Disisi lain, Hj. Ratna mengaku dalam konteks demokrasi kurang mendukung keberadaan politik dinasti. Namun, selama itu tujuannya untuk kemaslahatan umat dan tidak menabrak nilai-nilai konstitusi tak masalah.
“Masalah mendukung itu tentu tidak. Saya hanya mentrecing, selama itu tujuannya untuk kemaslahatan umat, tidak menabrak nilai-nilai konstitusi, tidak melanggar etik-etika politik ya why not,” jelasnya.
Lebih lanjut, ketika praktek kekuasaan politik dinasti sudah tidak mampu memberikan keuntungan buat masyarakat, maka kondisi tersebut perlu dilawan.
“Tapi saat itu sudah tidak ada keuntungannya yang diberikan kepada masyarakat. Ya kita lawan,” tegas Hj. Ratna Juwita Sari yang juga maju kembali sebagai caleg DPR RI dari PKB untuk Dapil Kabupaten Tuban -Bojonegoro.
Baca juga : Pasca Debat Perdana Capres 2024, Ratusan Tokoh Perempuan Nahdliyin Tuban Deklarasi Dukung AMIN
Baca juga : Ketua KONI Jadi Kapten Tim Kampanye Daerah AMIN di Tuban, PKB: Suara NU Terbelah
Sebatas diketahui, dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi manusia yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang kekuasaan sebelumnya. (rohman)