Presiden Jokowi Minta Kapolri Usut Tuntas Tragedi Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang 

halopantura.com Surabaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas tragedi kericuhan yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

“Khusus kepada kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers seperti di akun instagram @Jokowi, Minggu (2/10/2022).

Jokowi juga memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amal dan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya.

Selain itu, Mantan Wali Kota Solo itu juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.

Jokowi juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang itu.

“Saya telah meminta menteri kesehatan dan gubernur jatim untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik,” ujarnya.

Kepala Negara ini menyesalkan tragedi yang menelan korban jiwa ratusan orang. Jokowi berharap, tragedi itu tidak pernah terulang lagi.

“Saya menyesalkan terjadinya tragedu ini dan saya berharap ini tragedi terakhir sepakbola di tanah air jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” tandasnya.

Diketahui, kerusuhan terjadi setelah laga sepak bola Liga 1 mempertemukan Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, (1/20/2022).

Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang hingga berujung petaka korban jiwa.

Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari lawannya Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama kericuhan itu.

“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan,” kata Nico dalam konferensi pers.

Menurut Nico, Situasi mulai tidak terkendali hingga membuat pihak berwajib melakukan pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain.

Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.

Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” ujarnya.

Pelemparan gas air mata itu yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan. Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12.

“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” ujarnya.

Korban tewas akibat kericuhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang ratusan orang. Dikatakan Nico, korban berasal dari anggota polri dan suporter.

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Nico.

Nico mengatakan, korban meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses pertolongan. Sementara ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan