Proyek Pengecoran Dasar Sungai Tuai Protes Warga Jombang

halopantura.com Jombang – Belasan warga Sumberejo Desa Kepuhdoko Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang mengadang mobil truk material proyek pengecoran dasar sungai yang melintas di sekitar rumah mereka, Selasa (18/7/2023).

Alasan mereka memblokir jalan desa untuk menuntut kompensasi kerusakan rumah akibat getaran mobil pengangkut material proyek pengecoran dasar sungai di desa itu.

Ada sekitar 15 warga emak-emak dan bapak-bapak tampak berkumpul di lokasi jalan desa itu sejak pukul 10.00 WIB. Mereka kompak memindahkan pos penjagaan ke jalan untuk menghadang truk pengangkut material yang melintas.

“Aksi ini kita lakukan untuk menuntut kompensasi dan ganti rugi karena banyak rumah yang retak, lantainya juga retak,” kata salah satu warga, Taufik.

Truk pengangkut material proyek itu disebut Taufik telah menyebabkan kerusakan rumah warga dan menimbulkan debu mengganggu pernapasan.

Taufik menyebut, ada 4 rumah warga yang rusak, yakni dinding dan lantai retak. Selain itu, debu dari aktivitas truk material tersebut juga mengganggu warga.

“Di sini ada 4 rumah warga yang terdampak, termasuk rumah saya retak temboknya,” katanya.

Aksi pemblokiran aktivitas truk pengangkut material proyek itu berjalan aman sebab sopir truk pengangkut material proyek yang mengetahui diadang warga memilih berhenti dengan jarak tidak terlalu jauh.

Taufik mengungkapkan aktivitas proyek yang melakukan pengecoran lantai sungai di desa mereka sudah berlangsung setahun.

Ia mengatakan, selama ini, setiap hari ada puluhan kendaraan operasional proyek dengan tonase berat melintas di lingkungan mereka.

“Perhari yang lewat kisaran bisa sampai 15-20 kali. Wara-wiri truk molen proyek. Berlangsung sudah hampir 1 tahun dan hampir selesai,” katanya.

Kondisi tersebut, dikatakan Taufik, sudah disampaikan oleh warga kepada pihak pemerintahan desa setempat. Pihak desa juga sudah melakukan mediasi, namun hingga sekarang kompensasi tidak kunjung realiasi.

“Dari pihak perusahaan bilang katanya hanya menyampaikan ke manager tapi faktanya sampai hari ini belum ada tindak lanjut. Mediasi sudah dilakukan sebanyak 6 kali,” kata dia.

Ia menegaskan, pemblokiran jalan yang dilintasi truk pengangkut material proyek akan terus dilakukan sampai pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga terdampak proyek tersebut.

Sebelumnya, kepala desa (Kades) Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang, Inasaroh mengaku sudah menerima laporan dari beberapa warga dan pihaknya juga sudah melakukan pertemuan untuk mediasi.

“Sudah 4 kali pertemuan, tapi memang belum ada kepastian (kompensasi),” kata Inasaroh dihubungi melalui telepon, Senin malam (17/7/2023).

Dalam pertemuan mediasi itu, dikatakan Inasaroh, pihak pelaksana proyek bersedia memberikan kompensasi kepada warga yang rumahnya rusak akibat proyek tersebut.

“Nanti kalau ada yang retak-retak bersedia untuk membenahi. Nanti untuk nota, tukang disuruh totalan di proyek,” ucapnya.

Kepala Desa Antar Waktu yang dilantik pada Februari 2023 itu menambahkan terdapat 4 rumah warga terdampak dan mereka belum mendapat kompensasi.

“Kalau (kerusakan) jalan sanggup benahi, Kalau proyek sudah selesai. Kalau belum selesai kan dibuat jalan lagi dan rusak lagi. Ada (tertulis),” katanya. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan