RSUD Gambiran Beri Edukasi Tentang Covid-19 Melalui Seputar Informasi Kesehatan
halopantura.com Kediri Kota – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran kota Kediri gelar zoominar (zoom seminar) seputar kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Kegiatan dengan menerapkan prokes itu bertajuk SUNTIK (Seputar Informasi Kesehatan), Jum’at, (20/8/2021).
Kegiatan tersebut dilatarbelakangi karena seringkali masyarakat dibuat panik dengan kondisi kesehatan. Termasuk, informasi kesehatan dari para ahlinya langsung dinilai menjadi hal yang penting untuk masyarakat.
Acara itu berlokasi di Command Center RSUD Gambiran Kota Kediri SUNTIK volume pertama digelar dengan mengusung tema penggunaan obat saat isoman. Fauzan Adima, Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri melalui I Nengah Gangga, Wakil Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri mengatakan bahwa tema ini dipilih sebab sangat relevan dengan kondisi saat ini.
“Saat ini ribuan masyarakat di Kota Kediri tengah melaksanakan isolasi mandiri, jadi sangat perlu sekali informasi seputar hal ini untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak salah dalam melakukan treatment,” tuturnya.
Gangga juga menyebutkan bahwa ia menargetkan melalui inovasi yang diluncurkan ini, ilmu masyarakat seputar penanganan Covid-19 dapat dipahami dengan baik. Tujuannya pasti supaya masyarakat paham akan kondisi kesehatan terutama kaitannya tentang Covid-19, dengan demikian masyarakat akan lebih berhati-hati.
“Jika berhati-hati maka akan menurunkan angka kasus Covid-19, jika angka kasus turun, begitu juga dengan tingkat kematian akibat Covid-19 juga bisa ditekan,” jelasnya.
“Masyarakat umum dapat mengikuti acara ini gratis secara virtual, baik melalui zoom atau bisa juga melalui kanal Youtube resmi RSUD Gambiran Kota Kediri,” tambahnya.
Sementara itu, dalam episode perdana ini, Apoteker Dhien Juningtyas Setyowati didaulat sebagai narasumber untuk menyampaikan informasi seputar penggunaan obat saat Isoman. Menurut Dhien, masyarakat tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi obat.
“Tidak boleh sembarangan, semua itu harus atas rekomendasi dari dokter atau tenaga kesehatan, salah-salah bukannya sakitnya sembuh, justru timbul gejala baru akibat efek samping dari obat yang dikonsumsi tanpa resep dari dokter,” terangnya saat menyampaikan materi.
Selain itu, ia juga menyampaikan tata laksana tentang isolasi mandiri. Menurutnya isoman sekalipun juga harus atas rekomendasi dari tenaga medis setelah melihat kondisi kesehatan dari pasien.
“Isolasi atas rekomendasi tenaga kesehatan, bagi yang tanpa gejala dilaksanakan selama 10 hari sedangkan yang bergejela ringan adalah 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala,” imbuhnya.
Selanjutnya pemenuhan kondisi non farmakologi juga perlu diperhatikan dengan baik seperti lingkungan dan kondisi keluarga. Kemudian terkait pemenuhan farmakologi akan disesuaikan dengan gejala yang diderita oleh pasien.
“Satu pasien dengan yang lainnya gejalanya biasanya beragam, jadi obat pun juga disesuaikan dengan kondisinya,” tandasnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin dengan tema-tema baru dan narasumber ahli di bidangnya. Diharapkan melalui kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih paham, tidak sembarangan dan selalu menjaga kesehatan. (yud/fin/roh)