RSUD Jombang Tangani 366 Pasien HIV
halopantura.com Jombang – Pihak RSUD Jombang telah menangani 366 pasien yang kena HIV dengan kurun waktu sampai Februari 2020. Rinciannya, pasien laki-laki 206 orang dan perempuan 160 orang.
Hal itu diungkapkan dr Hardini Indarwati, MH, Kes, RSUD Jombang. Ia menjelaskan, HIV adalah suatu virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS merupakan gejala yang timbul akibat kekebalan tubuh menurun sehingga banyak infeksi penyerta
Hardini menyampaikan, penularan HIV baru dapat terjadi jika melakukan kontak, seperti hubungan seks tanpa kondom dengan penderita ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), pasangan seks yang berganti-ganti, penggunaan jarum suntik secara bergiliran, penggunaan tindik yang tidak steril, serta ibu ODHA yang menyusui bayinya.
“Pasien HIV/AIDS yang sedang menjalani perawatan di RSUD Jombang itu dominan rentang usia produktif yaitu 16-65 tahun. paling muda pasien HIV perempuan umur 16 tahun dan yang paling tua umur 65 tahun laki-laki,” terangnya, Jumat, (27/3/2020).
RSUD Jombang sejak tahun 2007 menerima pasien HIV dan ada 5 puskesmas yang di Jombang yaitu Puskemas Kabuh, Cukir, Mojoagung, Tembelang dan puskesmas Pulorejo sebagai puskesmas PDP (Pengobatan, Dukungan,dan Perawatan).
“Pasien yang sudah stabil bisa dirujuk ke Puskesmas dengan syarat pasien mau berobat ke Puskesmas yang dirujuk,” ujarnya.
Menurut dia, sebanyak 366 pasien dinyatakan stadium tiga 50 persen sampai 60 persen, dan juga menemukan Pasien ibu hamil yang positif HIV sebanyak 26 orang kurun waktu Januari 2019 sampai Februari 2020.
“Khusus ibu hamil yang positif HIV, Kita sarankan untuk melahirkan secara cesar (operasi) dan dilarang menyusui bayinya. Cara ini bisa mengurangi dan mencegah si bayi ketularan penyakit HIV yang diderita ibu kandungnya,” tuturnya.
Dokter Hardini memaparkan, tanda-tanda seseorang mengidap HIV AIDS adalah berat badan menurun, diare kronis lebih dari satu bulan, demam berkepanjangan lebih dari satu bulan, timbul penyakit kulit kronis seperti herpes dan bintik-bintik hitam di seluruh tubuh.
“Dan mengalami pembesaran kelenjar di leher (TB kelenjar), TBC Paru jamur di lidah dan area mulut,” paparnya.
Khusus pasien HIV AIDS, kata Hardini, pihak rumah sakit telah berupa maksimal dalam menangani pasien ODHA. Penanganan itu mulai dari pemberian ARV pada pasien hingga upaya pendekatan secara psikologis rutin juga telah dilakukan agar pasien mematuhi pengobatan.
“Dari upaya yang dilakukan ini, diharapkan penderita HIV tidak menularkan ke orang lain dan tetap menjaga kondisi tubuh serta rutin kontrol ke rumah sakit,” Imbuhnya.
Kepada seluruh masyarakat, pihaknya meminta untuk mengucilkan pasien dengan ODHA dan harus diterima dengan baik di kalangan. Pasien ODHA itu dijauhi penyakitnya dan bukan orangnya. (al/fin/roh)