Sebentar Lagi Ramadhan Akan Pergi
Oleh : Rohman *
halopantura.com – Semanis kurma dan sebening embun pagi, itulah gambaran kasar bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi akan meninggalkan kita. Bulan yang banyak kebaikan, keberkahan dan rahmat yang ditawarkan didalamnya. Tetapi kita pun harus rela berpisah dengannya, karena ketetapan sudah ditulis oleh Allah, bahwa ramadhan bukan setahun, tetapi hanya sebulan.
Semakin mendekati terminal ramadhan, para ulama mengingatkan agar kualitas dan kuantitas ibadah – ibadah kita untuk terus ditingkatkan. Karena menjelang 1/3 terakhir ramadhan diyakini akan datangnya malam yang sangat di nanti-nantikan oleh umat muslim seluruh dunia, yaitu malam seribu bulan (lailatul Qadar).
Dimana malam itu, para mailaikat turun ke dunia untuk mencatat umat – umat yang dengan khusyuk beribadah. Serta akan di ganjar dengan pahala yang sama dengan ibadah seribu bulan.
Dengan sisa waktu yang masih ada, dan masih dalam bingkai bulan ramadhan. Maka jadikan langkah ini untuk selalu mendekatkan diri pada Allah, dengan cara meningkatkan ibadah-badah sunah, tadarus, meramaikan masjid atau mushola. Terlebih melakukan ittikaf di masjid, yaitu berdiam diri di masjid dengan niat yang khusus semata – mata hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Jika kita belum bisa meningkatkan ibadah dan ketaatan di bulan yang suci ini, maka kita harus sadar dan ingat bahwa ramadhan sudah mulai terlihat terminalnya. Jangan biarkan kita dalam kerugian setelah di tinggalkan bulan yang penuh berkah, bulan segudang ampunan yaitu bulan ramadhan.
Tetapi yang perlu diingat adalah terminal kita di bumi ini merupakan ajal sebagai pemberentian kita, bukan terminal ramadhan. Dan bagaimanapun juga kesempatan menggambar pintu surga dan menghapus pintu neraka tidak akan berhenti selama kita masih bernafas dan belum diujung terminal ajal.
Semoga di penghujungmu Ramadhan yang sudah mulai terasa, menjadikan kita lebih bersemangat dalam melakukan aktivitsa, mulai aktivitas hubungan dengan Allah, sampai hubungan dengan manusia.
Karena Bulan ramadhan ibarat sebuah kompetisi di mana semakin menjelang akhir kompetisi, para peserta yang masih bertahan semakin sedikit, sehingga yang tersisa adalah para pemenang – pemenang atau orang yang beruntung.
*ditulis ketika menunggu buka puasa, pada Selasa, (20/6/2017).